NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Syukuri Nikmat Iman dengan Terus Memperbaiki Amal Ibadah

MEDIA AN NUUR─Dalam kehidupan ini, manusia sering kali mengejar kenikmatan duniawi—harta, jabatan, atau kesenangan sesaat—tanpa menyadari bahwa ada nikmat yang jauh lebih besar dan abadi: nikmat iman. Nikmat yang jauh lebih baik dibanding dunia dan isinya.

Saat kita berkumpul bersama kaum muslimin dalam rangka menjalin silaturahmi, sesungguhnya kita tengah membuka pintu-pintu kebaikan. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur, mengangkat penyakit, dan memudahkan datangnya rezeki. Rezeki yang bisa digunakan untuk menafkahi keluarga dengan penuh berkah.

Ustaz Habib As Salam
Ustaz Habib ajak syukuri nikmat iman Islam

Nikmat dari Sifat Rahman dan Rahim Allah

Dalam hidup ini, ada dua sisi kenikmatan. Pertama adalah kenikmatan dunia yang bersifat lahiriah dan sementara. Kedua adalah kenikmatan ukhrawi, berupa keimanan dan kedekatan dengan Allah ﷻ.

Yang menarik, nikmat dunia ini diberikan kepada siapa saja, baik mukmin ataupun kafir. Itulah bagian dari sifat Ar-Rahman, Yang Maha Pengasih. Allah ﷻ tidak membeda-bedakan siapa yang diberi rezeki-Nya. Matahari bersinar untuk semua, air mengalir untuk semua, udara bisa dihirup oleh siapa pun.

Kajian Subuh
Suasana kajian bakda Salat Subuh

Namun berbeda halnya dengan nikmat iman. Allah ﷻ hanya memberikan agama dan keimanan kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya. Ini adalah manifestasi dari sifat-Nya yang lain: Ar-Rahim, Yang Maha Penyayang.

Rahmat ini khusus, tidak diberikan kecuali kepada mereka yang percaya dan tunduk kepada-Nya. Maka, jika kita telah diberi nikmat iman, sungguh kita telah dicintai Allah ﷻ. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan memahamkannya dalam agama." (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, tanda bahwa seseorang sedang dirahmati oleh Allah ﷻ adalah ketika ia diberikan pemahaman dan semangat dalam belajar agama. Maka jangan remehkan waktu-waktu kita di majelis ilmu, karena bisa jadi itulah bentuk cinta Allah ﷻ yang sedang Allah ﷻ tunjukkan kepada kita.

Marilah kita syukuri nikmat Islam ini dengan penuh kebanggaan. Bangga memiliki Allah ﷻ sebagai Rabb kita, bangga menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan kita. Mari kita wujudkan rasa syukur itu dengan berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kita tiru akhlak Nabi ﷺ, kita ikuti adab beliau, karena beliau adalah uswah hasanah, teladan terbaik sepanjang zaman.

Kisah Sahabat yang Diulang Tiga Kali oleh Nabi

Pada suatu hari, seorang sahabat datang ke masjid dan melaksanakan salat. Setelah selesai, ia pun mendatangi Rasulullah ﷺ dan memberi salam. Nabi ﷺ menjawab salamnya, lalu bersabda dengan lembut namun tegas:

"Irji’ fa shalli, fa innaka lam tushalli." ("Kembalilah dan salatlah lagi, karena engkau belum salat.")

Sahabat itu pun kembali melakukan salat seperti tadi. Setelah selesai, ia kembali menghadap Nabi ﷺ dan memberi salam. Namun Nabi kembali mengatakan hal yang sama: "Kembalilah dan salatlah lagi, karena engkau belum salat."

Hal ini terjadi hingga tiga kali. Setelah ketiga kalinya, sahabat itu pun berkata dengan jujur: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa salat yang lebih baik dari ini. Maka ajarilah aku."

Lalu Nabi ﷺ pun mengajarinya bagaimana cara salat yang benar. Beliau menjelaskan dengan rinci: saat berdiri, bacalah yang mudah dari Al-Qur’an; saat rukuk, rukuklah dengan tuma’ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa); bangkitlah dari rukuk hingga benar-benar berdiri tegak; sujudlah dengan tuma’ninah, dan begitu pula dalam semua gerakan salat.

Sarapan bakso
Sarapan bakso bersama

Pesan dari kisah ini sangat dalam. Terkadang kita merasa sudah cukup, padahal belum sesuai dengan tuntunan. Betapa pentingnya belajar dengan benar dan tidak malu untuk bertanya, sebagaimana sahabat itu dengan rendah hati meminta diajari.

Karena itu, marilah kita syukuri nikmat iman dan Islam ini dengan sungguh-sungguh. Bukan hanya cukup merasa bangga menjadi muslim, tapi juga mau belajar agar ibadah kita benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad ﷺ. Iman tanpa ilmu bisa menjerumuskan, dan ibadah tanpa tuntunan hanya jadi amalan kosong. Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi kita keistikamahan dalam menuntut ilmu dan menjadikan kita hamba-hamba yang dicintai-Nya.

Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 11 April 2025 bersama Ustaz Habib As Salam (pengasuh Ponpes Darul Fithrah Tawangsari)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822