MEDIA AN NUUR─Saat tubuh terasa sakit, kita langsung mencari obat. Semua usaha dilakukan agar tubuh kembali sehat. Itu baik, tentu saja. Tapi, pernahkah kita bertanya: bagaimana kabar hati kita?
Padahal, hati yang sehat jauh lebih penting dari fisik yang kuat. Kenapa? Karena hati yang bersih dan selamat akan menentukan nasib kita di akhirat.
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (٨٨) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (٨٩)
"Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat (qalbun salim)." (QS. Asy-Syu’ara: 88–89)
Di hari itu, bukan kekayaan atau keluarga yang menyelamatkan kita, tapi qalbun salim, yaitu sebuah hati yang bersih, lurus, dan selamat dari noda kesyirikan, iri hati, kesombongan, dan penyakit batin lainnya.
![]() |
Ustaz Fauzan jelaskan tentang qalbun salim |
Nabi Muhammad ﷺ juga pernah mengingatkan, "Ketahuilah, dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itulah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ulama salaf banyak menafsirkan apa itu qalbun salim. Muhammad bin Sirin menjelaskan: “Hati yang selamat adalah hati yang yakin bahwa Allah adalah Tuhan yang haq, hari kiamat pasti datang, dan manusia akan dibangkitkan dari kubur.”
Hasan Al-Bashri menafsirkan qalbun salim sebagai hati yang selamat dari kesyirikan. Ibnu ‘Abbas berkata: “Yaitu hati yang meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.”
Imam Ibnu Katsir menyebut qalbun salīm sebagai hati yang tunduk kepada semua perintah dan ketetapan Allah, termasuk takdir-Nya.
Ciri lain dari qalbun salim adalah tidak iri melihat rezeki orang lain, dan tidak meremehkan nikmat yang sudah Allah beri. Ia tenang, ridha, dan bersih dari prasangka buruk kepada sesama maupun kepada Allah.
Marilah kita mulai periksa kesehatan hati kita. Sebab pada akhirnya, bukan tubuh kekar yang menyelamatkan, tapi hati yang lapang, bersih, dan penuh iman itulah yang menyelamatkan kita di hadapan Allah.
Pengajian warga Sidowayah RT 01 RW 06 di rumah Bapak Slamet Riyadi - Ibu Maryam, Kamis, 24 April 2025, disampaikan oleh Ustaz Fauzan Abu Darda (asatiz Ma'had Ittibaus Sunnah Tawang, Weru)