MEDIA AN NUUR─Dalam hidup ini, kita tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Sejak kita lahir, kita disusui, dibersihkan, dibantu untuk belajar berjalan dan berbicara. Saat dewasa pun kita hidup dalam lingkup sosial yang saling bergantung.
Bahkan setelah wafat, kita masih membutuhkan orang lain untuk mengurusi jenazah, mensalatkan, dan mendoakan kita. Menariknya, pertolongan ini tidak berhenti di dunia saja. Di akhirat nanti pun, ternyata masih ada pertolongan yang disebut dengan syafaat.
Syafaat adalah bentuk pertolongan yang dapat memberikan manfaat dan menyelamatkan seseorang dari mudharat (bahaya) pada hari kiamat. Pertolongan ini bisa berupa penyelamatan dari siksa neraka, diringankannya azab, atau diangkatnya derajat seseorang di surga.
![]() |
Ustaz Arif Fahrudin jelaskan cara mendapatkan syafaat |
Namun, syafaat tidak diberikan secara sembarangan. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memberikannya, dan hanya mereka yang memenuhi syarat yang bisa menerimanya. Bahkan, syafaat hanya terjadi dengan izin Allah.
Sebagaimana firman-Nya dalam Ayat Kursi:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
"Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya." (QS. Al-Baqarah: 255)
Tidak semua orang akan mendapatkan syafaat. Hanya mereka yang tidak menyekutukan Allah dan hidup dengan iman serta amal saleh yang layak mendapatkannya. Nah, apakah kita termasuk yang layak mendapatkannya?
Nabi Muhammad ﷺ sendiri telah menyimpan satu doa yang pasti dikabulkan oleh Allah, yang beliau gunakan untuk memintakan syafaat bagi umatnya yang memiliki iman, meski hanya sebesar biji zarah. Inilah bentuk kecintaan Rasulullah ﷺ kepada umatnya sangat besar.
![]() |
Jamaah Subuh di An Nuur |
Allah menyebutkan sifat Rasulullah yang sangat penyayang dalam firman-Nya:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
"Sungguh telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, penyayang dan penuh kasih kepada orang-orang beriman." (QS. At-Taubah: 128)
Selain umat yang bertauhid, sahibul Qur’an, yaitu orang-orang yang membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, juga berhak mendapatkan syafaat. Rasulullah bersabda:
اقْرَؤُوا القُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
"Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
Menjadi sahibul Qur’an tidak berarti harus hafal seluruh isi Al-Qur’an. Bahkan, bagi yang masih terbata-bata pun tetap mendapat pahala yang besar. Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ يَتَتَعْتَعُ فِيهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ أَجْرَانِ
"Orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Timbangan amal juga menentukan nasib seseorang di akhirat. Barang siapa yang berat timbangan amal kebaikannya, maka ia akan berada dalam keridaan Allah dan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan di surga. Sebaliknya, jika timbangan amalnya ringan, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ * فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
"Adapun orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (rida Allah)." (QS. Al-Qari’ah: 6–7)
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ * فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
"Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (QS. Al-Qari’ah: 8–9)
Penting juga untuk berhati-hati terhadap klaim palsu tentang syafaat. Ada yang menyebarkan keyakinan bahwa syafaat bisa diperoleh dari jimat, benda keramat, atau perantara-perantara yang tidak diajarkan dalam Islam. Padahal, tidak ada syafaat tanpa izin Allah, dan semua perantara yang berbau syirik tidak memiliki dasar dalam agama.
![]() |
Sarapan bersama usai kajian |
Syafaat adalah bentuk kasih sayang Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang beriman. Namun, itu bukan alasan untuk bermalas-malasan dalam ibadah. Kita justru harus terus berusaha agar menjadi orang yang layak mendapat syafaat.
Caranya seperti disebutkan di atas, dengan tauhid yang murni, mencintai Al-Qur’an, memperbanyak amal kebaikan, dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Semoga kita termasuk golongan yang mendapatkan syafaat Rasulullah ﷺ. Aamiin.
Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 25 April 2025 bersama Ustaz Arif Fahrudin, S.Pd.I (pengasuh Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PCM Weru)