MEDIA AN NUUR─Setiap manusia pasti tidak menyukai adanya musibah. Akan tetapi, musibah itu adalah ketetapan dari Allah yang pasti dialami oleh makhluk-Nya. Bahkan hal ini sudah ditetapkan jauh hari sebelum kita diciptakan.
مَا أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al Hadid: 22)
Musibah adalah Takdir Allah
Ketetapan Allah ini tidak bisa dijangkau oleh akal siapapun. Maka, kita harus mengimani takdir ini dengan tidak memercayai ramalan orang pintar. Semua sudah dituliskan Allah pada kitab yang disebut Lauh Mahfuzh.
![]() |
Ustaz Fauzan ajak bijak sikapi musibah |
Apa yang belum terjadi tidak bisa diramalkan oleh siapapun. Beda dengan perkataan Nabi tentang masa depan, itu adalah petunjuk dari firman Allah. Seperti misalnya akan datangnya Dajal dan Imam Mahdi. Semua itu berasal dari wahyu Allah.
Seorang mukmin harus meyakini bahwa peristiwa yang dialami adalah kehendak Allah. Hendaklah tidak terlalu berduka cita atas apa yang tidak diperoleh, dan jangan terlalu gembira atas pemberian-Nya. Allah tidak suka hamba yang sombong dan berbangga diri.
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍۢ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Al Hadid: 23)
Segala musibah yang menimpa manusia terjadi atas izin Allah, dan hal itu merupakan bagian dari takdir-Nya yang tidak bisa dihindari. Bagi siapa saja yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya, yakni membuatnya sabar, rida, dan menerima takdir dengan lapang dada.
مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِۗوَمَنْ يُّؤْمِنْ بِۢاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيْمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Tagabun: 11)
Sikap Manusia Menghadapi Musibah
Sikap manusia dalam menghadapi musibah dapat berbeda-beda, tergantung tingkat keimanan dan pemahaman mereka terhadap takdir Allah:
1. Marah
Ini adalah reaksi awal sebagian orang yang belum menerima kenyataan. Mereka bisa menyalahkan keadaan, orang lain, bahkan tak jarang menyalahkan Allah. Sikap ini menunjukkan ketidakridaaan terhadap takdir dan bisa mengurangi pahala atau bahkan mendatangkan dosa.
2. Ikhlas
Sikap menerima musibah dengan hati yang tunduk, tanpa keluhan, karena sadar bahwa semuanya berasal dari Allah. Orang yang ikhlas tidak melawan takdir, tapi juga belum sampai pada tingkat rida; dia hanya menerima dengan pasrah.
3. Rida
Ini adalah tingkatan yang lebih tinggi dari ikhlas, yaitu menerima musibah dengan hati yang tenang dan senang terhadap ketentuan Allah, karena yakin pasti ada hikmah dan kebaikan di baliknya. Orang yang rida tidak hanya diam, tapi juga lapang dada terhadap semua yang terjadi.
4. Syukur
Ini adalah tingkatan tertinggi, di mana seseorang tidak hanya rida, tapi juga bersyukur atas musibah yang menimpanya, karena meyakini bahwa musibah itu mendatangkan pahala, penghapus dosa, atau mengangkat derajatnya di sisi Allah.
Keempat sikap ini menggambarkan perjalanan hati manusia dalam menyikapi ujian, dari yang penuh keluh kesah hingga yang penuh ketenangan dan pengharapan kepada Allah.
Karena semua yang terjadi adalah kehendak Allah, maka sikap terbaik bagi seorang hamba adalah sabar dan syukur. Dengan sabar, hati menjadi tenang; dengan syukur, hidup menjadi lapang. Mari kita hadapi setiap takdir Allah dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa di baliknya pasti ada hikmah.
Pengajian Malam Jumat (dua pekan sekali) warga Dukuh Sidowayah RT 01/06, pada 10 April 2025 bakda Salat Isya. Pemateri: Ustaz Fauzan Abu Darda. Tempat: Rumah Bapak Ahmadi-Ibu Keni.