MEDIA AN NUUR─Allah tak pernah meninggalkan hamba-Nya yang telah berikhtiar kemudian bertawakal. Pertolongan dari-Nya adalah nyata bagi mereka yang beriman dan takwa pada Allah. Sebagaimana kisah Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS.
Pertolongan Allah pada Nabi Musa AS
Ketika Nabi Musa AS dan Bani Israil dikejar oleh Firaun dan tentaranya, mereka tiba di tepi Laut Merah tanpa jalan keluar. Bani Israil panik karena di depan terbentang lautan, sementara di belakang pasukan Firaun semakin mendekat.
Namun, Nabi Musa AS dengan penuh keyakinan berkata, "Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (QS. Asy-Syu'ara: 62). Allah lalu memerintahkan Nabi Musa AS untuk memukulkan tongkatnya ke laut, dan terjadilah mukjizat besar—Laut Merah terbelah, menciptakan jalan kering di tengahnya.
Bani Israil segera menyeberang dengan selamat, sementara Firaun dan bala tentaranya tetap mengejar. Namun, ketika mereka berada di tengah lautan, Allah mengembalikan air laut seperti semula, menenggelamkan mereka semua.
![]() |
Muhammad Fakhri Nasrullah kisahkan pertolongan Allah pada Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS |
Dalam detik-detik terakhirnya, Firaun mengakui keesaan Allah, tetapi taubatnya tidak diterima karena ia baru beriman setelah melihat azab di hadapan matanya. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai pelajaran bagi umat manusia tentang kehancuran orang-orang yang sombong dan zalim.
Kisah ini mengajarkan bahwa pertolongan Allah selalu datang bagi hamba-Nya yang bertakwa dan bersabar. Nabi Musa AS menunjukkan keyakinan penuh kepada Allah meskipun dalam keadaan sulit, dan mukjizat yang terjadi membuktikan kekuasaan-Nya. Selain itu, kehancuran Firaun menjadi peringatan bahwa kesombongan dan kedzaliman tidak akan bertahan lama, dan pada akhirnya keadilan Allah akan ditegakkan.
Pertolongan Allah pada Nabi Ibrahim AS
Ketika Nabi Ibrahim AS menentang penyembahan berhala dan mengajak kaumnya untuk hanya menyembah Allah, Raja Namrud dan para pengikutnya murka. Mereka menangkap Nabi Ibrahim AS dan menjatuhkan hukuman bakar hidup-hidup. Sebuah api besar dinyalakan, dan Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke dalamnya.
Namun, di saat genting itu, Allah menurunkan pertolongan-Nya dengan berfirman kepada api: "Hai api, jadilah dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!" (QS. Al-Anbiya: 69). Seketika itu juga, api yang membara berubah menjadi sejuk dan tidak membakar tubuh Nabi Ibrahim AS.
Mujizat ini membuat banyak orang terkejut, termasuk Raja Namrud, tetapi kebanyakan dari mereka tetap keras kepala dan menolak untuk beriman. Meskipun selamat dari kobaran api, Nabi Ibrahim AS tetap menghadapi penolakan dan ancaman dari kaumnya.
Namun, ia tidak gentar dan terus berdakwah menyampaikan kebenaran. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa mutlak atas alam semesta, termasuk mengubah sifat api agar tidak membahayakan hamba-Nya yang bertakwa.
Kisah ini mengajarkan bahwa pertolongan Allah akan selalu datang kepada hamba-Nya yang teguh dalam keimanan dan kebenaran. Nabi Ibrahim AS tidak takut menghadapi bahaya karena keyakinannya kepada Allah begitu kuat. Selain itu, kisah ini menjadi peringatan bahwa kekuatan duniawi, seperti raja yang zalim, tidak akan pernah mampu melawan kehendak Allah.
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS mengajarkan bahwa Allah selalu menolong hamba-Nya dalam keadaan paling kritis jika mereka benar-benar bertawakal. Nabi Musa AS diselamatkan dengan terbelahnya Laut Merah, sementara Nabi Ibrahim AS dilindungi dari kobaran api.
Keimanan dan kepasrahan total kepada Allah menjadi kunci pertolongan-Nya. Meski menghadapi ancaman besar, mereka tetap yakin bahwa Allah akan memberi jalan keluar. Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap ujian. Pertolongan-Nya pasti datang, meskipun dengan cara yang tak terduga.
Kultum Tarawih di Masjid An Nuur Sidowayah pada 4 Maret 2025, disampaikan oleh santri Ponpes Qoryatul Qur'an, yang bertugas Safari Dakwah Ramadan 1446 H, bernama Muhammad Fakhri Nasrullah (Fakhri) asal Laweyan, Surakarta