NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Nikmat Mana yang Kita Dustakan?

MEDIA AN NUUR─Pernahkah kita berhenti sejenak dan berpikir, betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? Dari hal-hal yang besar hingga yang terkecil, semuanya adalah karunia yang luar biasa. Namun, sering kali kita lupa untuk bersyukur, atau bahkan mengeluh saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita.

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 13)

Ayat ini berulang sebanyak 31 kali dalam surah tersebut, seolah menjadi pengingat bagi kita bahwa nikmat-Nya begitu banyak dan tak terhitung. Lalu, mengapa kita masih sering merasa kurang?

Syukur Membuka Pintu Nikmat

Allah telah menjanjikan bahwa siapa yang bersyukur, maka nikmatnya akan bertambah.

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Muhammad Ilham Aminudin
Kultum Tarawih oleh Muhammad Ilham Aminudin

Namun, jika seseorang memilih untuk kufur dan mengingkari nikmat-Nya, sesungguhnya Allah tidak akan rugi sedikit pun. Allah Mahakaya, tidak membutuhkan syukur kita. Sebaliknya, manusialah yang rugi jika tidak bersyukur, karena hatinya akan selalu merasa kurang dan jauh dari kebahagiaan.

Ketika Keinginan Tidak Sesuai Kenyataan

Terkadang, kita menginginkan sesuatu dengan begitu kuat, namun kenyataan berkata lain. Di saat seperti itu, mungkin kita lupa bahwa apa yang Allah berikan selalu yang terbaik bagi kita, meskipun tidak sesuai dengan harapan.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk apa yang kita butuhkan lebih dari yang kita inginkan. Bukankah sering kali sesuatu yang dulu kita keluhkan justru ternyata menyelamatkan kita di kemudian hari?

Sedikit Musibah, Banyak Keluhan

Manusia cenderung lebih mudah mengingat kesulitan daripada nikmat. Saat hidup nyaman, sering kali kita lupa bersyukur. Namun, begitu datang sedikit musibah, kita langsung mengeluh seakan-akan hidup ini tidak adil. Padahal, jika dihitung, nikmat yang kita miliki jauh lebih banyak dibandingkan cobaan yang datang.

Sakit sedikit, kita mengeluh. Kehilangan sesuatu, kita merasa dunia runtuh. Padahal, berapa banyak hal yang masih kita miliki dan layak disyukuri?

Ujian sebagai Penghapus Dosa

Allah tidak hanya menguji manusia dengan kesulitan untuk melihat kesabaran mereka, tetapi juga sebagai cara untuk menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Setiap kesedihan, setiap rasa sakit, bahkan sekadar tertusuk duri sekalipun, bisa menjadi sarana penghapus dosa jika kita bersabar dan tetap bersyukur.

Maka, mari belajar untuk lebih banyak bersyukur dan melihat kehidupan ini dengan lebih luas. Allah Maha Pemurah, nikmat-Nya tidak akan pernah habis. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang pandai bersyukur, agar hidup kita semakin berkah dan hati kita semakin lapang.

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Kultum Tarawih di Masjid An Nuur Sidowayah pada 28 Maret 2025, disampaikan oleh Muhammad Ilham Aminudin, santri Ponpes Qoryatul Qur'an asal Sragen, yang melaksanakan Iktikaf Ramadan 1446 H

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822