MEDIA AN NUUR─Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi yang paling dikenal karena kesederhanaannya. Meskipun beliau adalah khalifah pertama dan memiliki kedudukan tinggi dalam Islam, beliau tetap hidup dengan penuh ketawadhuan dan jauh dari kemewahan.
Beberapa contoh kesederhanaannya, meskipun menjadi pemimpin kaum Muslimin, Abu Bakar tetap memakai pakaian yang sederhana dan tidak berlebihan dalam makan. Bahkan, terkadang beliau hanya makan roti kering dan air.
Ketika diangkat menjadi khalifah, beliau masih berjualan di pasar. Namun, karena tugas kepemimpinan yang menyita waktu, para sahabat memberinya tunjangan secukupnya, tetapi tetap dengan gaya hidup yang sangat sederhana.
![]() |
Muhammad Fakhri Nasrullah kisahkan kesederhanaan Abu Bakar As Ashidiq |
Abu Bakar dikenal sebagai sahabat yang menginfakkan hampir seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Saat perang Tabuk, beliau menyerahkan semua yang dimilikinya, hanya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk keluarganya.
Sebagai khalifah, beliau tidak membangun istana atau tinggal di rumah mewah. Ketika wafat, beliau hanya meninggalkan pakaian yang dikenakannya dan beberapa barang sederhana.
Di antara contoh nyata kesederhanaan Abu Bakar As-Shidiq lainnya adalah kebiasaannya memerah susu untuk rakyatnya, bahkan setelah menjadi khalifah. Sebelum diangkat sebagai khalifah, Abu Bakar sering membantu para janda dan masyarakat miskin dengan memerah susu untuk mereka.
Setelah menjadi pemimpin umat Islam, seorang wanita dari kaum Anshar bertanya, “Sekarang setelah engkau menjadi khalifah, apakah engkau masih akan memerah susu untuk kami?” Abu Bakar menjawab, “Tentu saja, dan aku berharap kedudukanku ini tidak mengubah kebiasaanku.”
Jawaban ini menunjukkan kerendahan hati beliau. Walaupun memiliki kedudukan tinggi, beliau tetap melayani rakyatnya tanpa merasa lebih tinggi dari mereka. Inilah salah satu bukti kepemimpinan dalam Islam yang didasarkan pada pengabdian, bukan kekuasaan.
Kesederhanaan Abu Bakar adalah bukti bahwa kepemimpinan dalam Islam bukanlah tentang kekuasaan dan kemewahan, melainkan tentang pelayanan dan keteladanan. Beliau benar-benar menjalani hidup dengan zuhud dan penuh ketakwaan.
Kesederhanaan bukanlah tanda kekurangan, tetapi cerminan hati yang lapang dan penuh keikhlasan. Seseorang yang memilih hidup sederhana, tidak diperbudak oleh harta, dan tetap berbuat baik kepada sesama, justru akan mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.
Kultum Subuh di Masjid An Nuur Sidowayah pada 6 Maret 2025, disampaikan oleh santri Ponpes Qoryatul Qur'an, yang bertugas Safari Dakwah Ramadan 1446 H, bernama Muhammad Fakhri Nasrullah (Fakhri) asal Laweyan, Surakarta