MEDIA AN NUUR─Suatu hari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ulama besar ahli hadis, melintasi kota dengan pakaian yang megah dan kendaraan yang mewah. Beliau saat itu menjabat sebagai hakim agung (qadhi) di Mesir, sehingga kehidupannya berkecukupan.
Di tengah perjalanan, seorang Yahudi tua yang miskin dan lusuh menghentikannya. Dengan heran, pria itu bertanya, "Wahai Qadhi, Nabi kalian berkata bahwa dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Tapi lihatlah dirimu! Engkau hidup dalam kemewahan, sementara aku hidup dalam kesengsaraan. Bagaimana bisa ini disebut penjara bagimu dan surga bagiku?"
![]() |
Umar Abdul Ghoffar kisahkan tentang Ibnu Hajar |
Ibnu Hajar tersenyum dan menjawab, "Apa yang aku nikmati di dunia ini, dengan segala kemegahannya, tetaplah penjara jika dibandingkan dengan kenikmatan surga yang Allah sediakan bagi orang beriman. Sedangkan keadaanmu sekarang, meskipun sengsara, tetap jauh lebih ringan dibandingkan dengan azab neraka yang menanti orang kafir."
Mendengar penjelasan itu, si Yahudi tersadar dan akhirnya masuk Islam. Hadis yang dimaksud adalah sabda Rasulullah ï·º: "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)
Maknanya bukan bahwa setiap mukmin pasti hidup miskin atau sengsara, tetapi bagi seorang mukmin, dunia adalah tempat ujian dan keterbatasan. Sekalipun ia hidup dalam kemewahan, tetap ada batasan syariat yang harus dipatuhi, serta cobaan yang harus dihadapi. Kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan surga yang Allah janjikan.
Sementara bagi orang kafir, dunia adalah kesempatan terakhir mereka untuk menikmati kebebasan dan kesenangan, karena di akhirat mereka akan menghadapi azab yang jauh lebih berat.
Kisah ini mengajarkan kita untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan dunia, karena dunia hanyalah sementara. Seorang mukmin sejati akan selalu merindukan kehidupan akhirat yang lebih abadi dan penuh kenikmatan.
Kultum Tarawih di Masjid An Nuur Sidowayah pada 15 Maret 2025, disampaikan oleh Umar Abdul Ghoffar (Umar), santri Ponpes Qoryatul Qur'an asal Masaran, Sragen yang bertugas Safari Dakwah Ramadan 1446 H