MEDIA AN NUUR─Berada pada 10 hari terakhir Ramadan, maka marilah kita optimalkan ibadah untuk meraih gelar takwa. Jangan menyia-nyiakan waktu yang masih tersisa, kencangkan ikat pinggang kita upayakan mengisinya dengan mendekatkan diri pada Allah.
Kita semua sudah tahu bahwa ketakwaan adalah tujuan utama dari ibadah puasa, tetapi hal itu tidak akan tercapai tanpa kesungguhan dalam beribadah. Rasulullah ﷺ menunjukkan cara bersungguh-sungguh dalam meraih ketakwaan, terutama di 10 hari terakhir Ramadan.
Cara Bersungguh-sungguh Meraih Takwa
1. Meningkatkan Salat
Pada 10 hari terakhir, Rasulullah ﷺ semakin memperbanyak salat malam dan ibadah lainnya. Terutama meningkatkan kualitas salat dengan meraih keutamaan saf pertama dalam salat berjamaah.
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
“Seandainya manusia mengetahui keutamaan azan dan saf pertama, lalu mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan melakukan undian itu.” (HR. Bukhari)
![]() |
Kultum Subuh oleh Sholeh Qabul Jalal |
Betapa besar pahala berada di saf pertama dalam salat berjamaah. Karena begitu istimewanya, Rasulullah menggambarkan bahwa jika saf pertama hanya bisa diperoleh melalui undian, maka orang-orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Seandainya mereka mengetahui keutamaan salat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah menyebutkan bahwa keutamaan salat Isya dan Subuh berjamaah sangat besar. Bahkan jika seseorang mengetahui pahalanya, ia tidak akan ragu untuk tetap berangkat ke masjid meskipun dengan susah payah. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk tidak meninggalkan salat berjamaah di masjid, terutama di bulan Ramadan.
Selain memaksimalkan kualitas salat wajib, Rasulullah juga menganjurkan agar memperbanyak salat sunah, termasuk di antaranya adalah salat sunah rawatib yang mengiringi salat fardu
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
"Barang siapa yang mengerjakan dua belas rakaat dalam sehari semalam (salat sunah rawatib), akan dibangunkan baginya rumah di surga." (HR. Muslim)
Salat sunah rawatib adalah amalan ringan yang memiliki ganjaran luar biasa, yaitu rumah di surga. Dengan memperbanyak salat sunah, terutama di 10 hari terakhir Ramadan, kita berpeluang memperoleh keberkahan dan pahala yang besar.
Peningkatan kualitas dan kuantitas salat juga menambah potensi kita untuk mendapatkan keutamaan sujud dengan memperbanyak doa, karena sujud adalah keadaan kita paling dekat dengan Allah.
أَقْ⁸رَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
"Keadaan paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud. Maka perbanyaklah doa." (HR. Muslim)
Sujud adalah momen terbaik untuk berdoa karena saat itulah seorang hamba berada dalam posisi paling dekat dengan Allah. Oleh karena itu, di 10 hari terakhir Ramadan, kita dianjurkan untuk memperbanyak sujud dan memohon segala kebaikan kepada-Nya.
2. Memperbanyak Interaksi dengan Al-Qur’an
Ramadan adalah bulan Al-Qur’an, sehingga interaksi dengan Al-Qur’an harus lebih ditingkatkan. Mari menjadi Ahlul Qur’an yang istimewa karena disebut sebagai keluarga Allah di bumi ini.
إِنَّ اللَّهَ أَهْلًا مِنَ النَّاسِ، قِيلَ: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ، هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
"Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia." Para sahabat bertanya, 'Siapakah mereka, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Mereka adalah ahlul Qur’an, keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya.'" (HR. Ibnu Majah)
Hadis ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mencintai, membaca, dan mengamalkan Al-Qur’an mendapatkan kedudukan istimewa di sisi Allah. Maka marilah kita kian akrab dengan Kitabullah.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an adalah amalan terbaik. Karena itu, Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ilmu Al-Qur’an, baik dengan membaca, menghafal, maupun mengajarkannya kepada orang lain.
3. Memperbanyak Sedekah
Bersedekah di bulan Ramadan memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah menyebutkan bahwa sedekah terbaik adalah di bulan Ramadan. Hadis di bawah ini menunjukkan bahwa bersedekah di bulan Ramadan lebih utama dibandingkan di bulan lainnya karena pahala dilipatgandakan.
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan." (HR. Tirmidzi)
Ada juga keutamaan berinfak dalam kondisi lapang maupun sempit. Ayat di bawah ini mengajarkan bahwa keikhlasan dalam berinfak, baik di saat lapang maupun sulit, adalah tanda ketakwaan sejati.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"(Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, serta orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)
Sekali lagi, 10 hari terakhir Ramadan adalah momen emas untuk meningkatkan ketakwaan dengan memperbanyak salat, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah. Dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah, semoga kita mendapatkan keberkahan malam Lailatulqadar dan keluar dari Ramadan dengan hati yang lebih bersih serta iman yang lebih kuat.
Kultum Subuh di Masjid An Nuur Sidowayah pada 24 Maret 2025, disampaikan oleh Sholeh Qabul Jalal, santri Ponpes Qoryatul Qur'an asal Banjarnegara, yang melaksanakan Iktikaf Ramadan 1446 H