NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Ramadan Bulan Akselerasi Amal

MEDIA AN NUUR─Sebagai umat Islam kita selayaknya bergembira menyambut Ramadan. Gembira tentu ada alasannya. Kalau anak sekolah bisa jadi gembira karena pulang pagi atau bahkan libur. Untuk kita yang sudah dewasa tentu tak seremeh itu. Kita gembira karena tahu keutamaan bulan mulia itu.

Sering Berinteraksi Mengurangi Sensitivitas

Semakin seringnya berinteraksi bisa mengurangi sensitivitas. Misalnya tempat sampah, ketika kita baru sekali ke tempat itu maka kita akan merasakan tidak nyaman dengan baunya. Ketika kita sudah terbiasa, maka baunya tak lagi akan menjadi pengganggu. Jadi seringnya interaksi mengurangi sensitivitas.

Ambil permisalan lagi, ketika kita punya saudara yang lama merantau lalu pulang, pasti kita merasakan gembira dan seolah tak ingin berpisah lagi dengannya. Tapi ketika sudah berjumpa setiap hari maka tak lagi menjadi hal istimewa, berubah menjadi biasa saja. Itulah, seringnya interaksi mengurangi sensitivitas.

Ust Bambang Wahyudi
Ustaz Bambang Wahyudi ajak warga Sidowayah optimalkan Ramadan untuk akselerasi amal saleh

Kaitan hal ini dengan Ramadan. Bulan suci setiap tahun. Setiap tahun bertemu, rasanya sudah terbiasa. Maka tak sedikit dari kita, mulai menganggap pertemuan dengan biasa-biasa saja. Padahal kalau kita tidak optimal menyambutnya dengan persiapan amal ibadah, maka kerugian yang akan kita peroleh.

Rasulullah Mendoakan Celaka

Akhlak Rasulullah ﷺ sangat baik. Ketika beliau hijrah ke Thaif, di sana berharap mendapat perlindungan untuk berdakwah, tapi yang terjadi malah dimusuhi dan diusir. Malaikat penjaga gunung menawarkan untuk menimpakan gunung kepada warga Thaif yang telah bersikap sedemikian buruk.

Namun, apa yang dilakukan Rasulullah ﷺ? Bayangkan jika itu menimpa kita, dimusuhi saat dakwah dan ditawari untuk membalas keburukan itu, maka kita pasti akan setuju. Ternyata beda dengan beliau, yang sangat luar biasa akhlaknya.

Rasulullah ﷺ berkata pada malaikat, menurut beliau itu dilakukan warga Thaif karena ketidaktahuan mereka. Beliau malah mendoakan, berharap kelak, anak-cucu warga Thaif akan ada yang mendapatkan hidayah dan menjadi pejuang dakwah Islam. Sungguh luar biasa akhlak yang beliau tunjukkan.

Di sisi lain, Rasulullah ﷺ pernah mendoakan celaka untuk orang yang memang keterlaluan. Apa itu? Yakni mengatakan celaka bagi orang bertemu Ramadan tapi tidak memperoleh ampunan dari Allah ﷻ. Nauzubillahi min zalik.

Golongan Beruntung dan Celaka

Ada 2 golongan orang yang berjumpa dengan Ramadan. Golongan pertama, yang bertemu Ramadan dan berhasil memperoleh ampunan Allah. Golongan kedua, yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus. Hendaklah kita berusaha menjadi golongan pertama tersebut.

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ

Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR. Ahmad)

Kita hidup di dunia tentunya berharap berkah. Di bulan suci ini, kita didatangi keberkahan. Maka tak ada alasan untuk tidak menyambutnya dengan baik. Berkah itu melimpah, banyak amalan yang biasa menjadi luar biasa saat dilakukan di bulan Ramadan, misalnya ibadah umrah dinilai sebagai pahala haji.

Subuh Berjamaah
Warga antusias berangkat Subuh berjamaah di masjid

Jangan lupa pula, ada satu malam di bulan Ramadan yang setara dengan 1000 bulan, yakni lailatulqadar. Umat Rasulullah ﷺ secara umur sangat pendek dibanding umat Nabi-Nabi sebelumnya, dan termasuk ringkih kekuatannya. Namun, Allah ﷻ memberi keistimewaan untuk akselerasi pahala, di antaranya dengan adanya bulan Ramadan ini.

Ramadan Bulan Akselerasi Amal

Ramadan adalah bulan di mana setiap amal dilipatgandakan pahalanya. Momentum ini menjadi kesempatan untuk mempercepat dan meningkatkan ibadah, sedekah, serta kebaikan lainnya. Dengan keutamaan yang luar biasa, Ramadan menjadi bulan akselerasi amal menuju ketakwaan dan rida Allah.

Lailatulqadar, yang lebih baik dari 1000 bulan, kalau kita hitung setara 83 tahun 4 bulan, menjadi momen akselerasi amal luar biasa. Satu rakaat salat, sedekah sekecil apa pun, atau satu istigfar yang dilakukan di malam itu bernilai seperti dilakukan terus-menerus selama lebih dari 83 tahun. Satu menitnya setara dengan 1,3 tahun. Satu detiknya sama dengan 8,2 hari.

Dengan kesempatan langka ini, seorang Muslim bisa mengumpulkan pahala setara ibadah seumur hidup hanya dalam satu malam, menjadikan Ramadan sebagai bulan percepatan menuju keberkahan dan ampunan Allah. Maka benar, rugilah yang melewatkannya. Bahkan Rasulullah ﷺ menyebutnya: celaka!

Suasana sarapan
Suasana sarapan bersama

Lailatulqadar pasti datang setiap tahun, tetapi pertanyaannya adalah: saat malam itu tiba, kita sedang dalam ibadah atau justru terlewat dalam kesibukan dunia? Apakah kita sedang bersujud dalam salat, membaca Al-Qur’an, berzikir, atau justru sedang tidur?

Kesempatan langka ini hanya datang sekali setahun, dan tidak ada jaminan kita masih hidup untuk Ramadan berikutnya. Maka, persiapkan diri, isi malam-malam akhir Ramadan dengan ibadah terbaik, agar ketika lailatulqadar datang, kita berada dalam keadaan yang diridai Allah. Inilah di antara motivasi kita bergembira datangnya Ramadan.

Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 28 Februari 2025 bersama Ustaz Bambang Wahyudi, S.E (Pengasuh Ponpes Qoryatul Qur’an)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822