NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Bercanda Tidak Berlebihan dalam Islam

MEDIA AN NUUR─Bercanda adalah bagian dari kehidupan sosial yang dapat mempererat hubungan antar sesama. Dalam pergaulan sehari-hari, candaan sering kali menjadi sarana untuk mencairkan suasana, menghibur diri, dan memperkuat ikatan persaudaraan.

Ustaz Harjanto
Ustaz Harjanto ingatkan agar tak berlebihan dalam bercanda

Tertawa dan bersenda gurau bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, selama dilakukan dengan cara yang benar dan tidak melampaui batas. Bahkan, Rasulullah ï·º sendiri pernah bercanda dengan para sahabat dan keluarganya, tetapi tetap dalam kebenaran dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Pedoman Bercanda dalam Islam

Namun, bercanda yang berlebihan atau tidak pada tempatnya dapat menimbulkan dampak negatif. Terkadang, candaan bisa menyakiti perasaan seseorang, merusak kehormatan, atau bahkan menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa.

Oleh karena itu, Islam memberikan pedoman agar bercanda tetap berada dalam batasan yang baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral serta ajaran agama. Berikut adalah beberapa syarat bercanda yang sesuai dengan tuntunan Islam.

1. Jangan Jadikan Agama Sebagai Bahan Candaan

Agama adalah sesuatu yang suci dan harus dihormati. Menjadikan ajaran agama, ayat Al-Qur'an, hadis, atau hal-hal berkaitan dengan ibadah sebagai bahan candaan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam dosa besar. Allah SWT memperingatkan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang mempermainkan agama termasuk orang yang celaka (QS. At-Taubah: 65-66).

2. Jangan Berdusta dalam Bercanda

Rasulullah ï·º bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta agar orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud). Berdusta, meskipun untuk membuat orang lain tertawa, tetap tidak dibenarkan dalam Islam. Oleh karena itu, bercandalah dengan jujur agar tidak terjerumus dalam kebiasaan berdusta.

3. Jangan Bercanda yang Menyebabkan Kaget Teman Bicara

Mengejutkan atau menakut-nakuti orang lain dalam bercanda, seperti tiba-tiba mengagetkan mereka, bisa membuat orang tidak nyaman atau bahkan membahayakan. Rasulullah ï·º pernah melarang sahabat bercanda dengan cara mengambil barang milik orang lain, meskipun niatnya hanya bermain-main (HR. Abu Dawud). Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan bercanda dengan cara yang tidak merugikan orang lain.

4. Jangan Bercanda Tanpa Melihat Waktu dan Tempat

Tidak semua waktu dan tempat cocok untuk bercanda. Ada saatnya kita harus serius, seperti dalam majelis ilmu, shalat, atau ketika orang sedang mengalami musibah. Jika seseorang bercanda di waktu yang tidak tepat, itu bisa membuatnya dianggap tidak beradab dan menjatuhkan harga dirinya di hadapan orang lain. Oleh karena itu, bercandalah dengan bijak sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Jangan Bercanda yang Mengandung Gibah

Gibah atau membicarakan keburukan orang lain tetaplah haram, meskipun dilakukan dalam bentuk bercanda. Rasulullah ï·º bersabda bahwa gibah itu seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati (QS. Al-Hujurat: 12). Oleh karena itu, jangan sampai bercanda berubah menjadi ghibah yang merusak hubungan dan menimbulkan dosa.

Bercanda dalam Islam diperbolehkan selama tidak berlebihan dan tetap menjaga adab. Jangan sampai niat membuat orang tertawa justru membawa dosa atau menyakiti orang lain. Dengan memahami adab bercanda ini, kita bisa tetap bersikap ceria tanpa melanggar aturan agama.

Pengembangan dari salah satu poin yang disampaikan Ustaz Harjanto (MT PDM Sukoharjo) pada pengajian Ahad Pagi, 9 Februari 2025 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822