Syamatah adalah perilaku menertawakan atau merasa senang atas musibah yang menimpa orang lain. Dalam pandangan Islam, sikap ini sangat tercela dan dilarang. Rasulullah ﷺ memperingatkan kita agar tidak melakukan hal ini, sebagaimana sabdanya: “Janganlah engkau memperlihatkan rasa senang karena musibah yang menimpa saudaramu, sebab bisa jadi Allah akan merahmati dia dan memberikan cobaan kepadamu.” (HR. Tirmidzi).
Ketika seseorang merasa puas melihat penderitaan orang lain, ia menunjukkan kurangnya empati dan kepedulian. Sikap ini bukan hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga mencerminkan hati yang keras dan jauh dari rahmat Allah. Bahkan, syamatah dapat berbalik kepada pelakunya. Sebagaimana Allah memiliki kuasa untuk membolak-balikkan keadaan, musibah serupa bisa saja menimpa kita sebagai bentuk ujian atau teguran.
Kajian remaja Masjid An Nuur Sidowayah |
Dalam kehidupan sehari-hari, syamatah sering terjadi tanpa disadari. Ketika kita mengejek kegagalan orang lain, menyebarkan komentar negatif saat melihat musibah, atau menjadikannya bahan candaan, sebenarnya kita telah terjatuh dalam perilaku ini. Di era media sosial, syamatah juga terlihat dari unggahan yang merendahkan atau menertawakan orang lain saat mereka sedang diuji oleh kesulitan.
Sebagai Muslim, kita diperintahkan untuk memiliki rasa kasih sayang kepada sesama. Jika melihat saudara kita tertimpa musibah, tugas kita bukanlah mengejek atau mencemooh, melainkan menunjukkan empati, membantu, dan mendoakannya agar diberi kekuatan menghadapi ujian. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara...” (QS. Al-Hujurat: 10). Maka, tidak pantas bagi seorang Muslim menghancurkan ukhuwah dengan sikap syamatah.
Mari kita renungkan bersama bahwa setiap musibah adalah bagian dari ketetapan Allah yang mengandung hikmah. Sikap terbaik adalah mengambil pelajaran, memperbaiki diri, dan senantiasa mendoakan kebaikan bagi orang lain. Dengan demikian, kita akan terhindar dari sifat tercela, memperbaiki hubungan sosial, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.
Ringkasan kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah, pada hari Ahad, 26 Januari 2025 bakda Salat Isya, yang disampaikan oleh Pak Wakhid Syamsudin, Ketua RT 01 RW 06 Sidowayah.