NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

4 Tingkatan Rezeki dalam Islam, Terendah adalah Nikmat Harta

MEDIA AN NUUR─Puji syukur kepada Allah ﷻ karena masih diperkenankan bertemu dengan Bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam penanggalan kalender Hijriyah. Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban. (HR Bukhari Muslim).

Rezeki merupakan anugerah dari Allah ﷻ yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya di dunia ini.  Banyak sekali jenisnya, tapi kebanyakan manusia memahami rezeki sebagai harta benda duniawi semata. Tahukah kita, bahwa rezeki jenis ini adalah rezeki terendah?

Ustaz Kelik Ali Usman, S.Pd
Ustaz Kelik Ali Usman menyampaikan 4 tingkatan rezeki

Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi (1911-1998) mengatakan:

المَالُ هُوَ أَدْنَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
و العَافِيَةُ أَعْلَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
و صَلَاحُ الأَبْنَاءِ أَفْضَلُ أنْوَاعِ الرِّزْقِ
و رِضَا رَبِّ العَالَمِينَ فَهُوَ تَمَامُ الرِّزْقِ

Harta adalah rezeki yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak yang saleh adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan rida Allah adalah rezeki yang sempurna.

Harta adalah rezeki paling rendah. Maka harus mencarinya dengan cara baik, jangan mencarinya dengan cara rendahan. Tak layak rezeki jenis ini dijadikan tujuan utama dalam menjalani hidup sehingga diburu dengan cara yang tidak halal.

Rezeki yang tingkatnya berada di atas harta adalah kesehatan. Orang bisa saja miskin harta benda, akan tetapi jika badannya sehat, maka ia akan lebih bebas dan merdeka. Wajar ketika tingkatannya berada di atas rezeki harta.

Kesehatan di sini adalah sehat wal afiat, sehat sempurna baik sehat secara raga maupun jiwa. Sakit raga tapi sehat jiwa tetap wajib beribadah. Sementara sehat raga tapi sakit jiwa maka tidak dibebani tanggung jawab ibadah, perbuatannya tak dicatat Malaikat.

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ، وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ.

Telah diangkat pena dari tiga perkara yaitu dari anak-anak sehingga ia dewasa (baligh), dari orang tidur sehingga ia bangun, dan dari orang gila sehingga ia sehat kembali. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Selanjutnya, di atas dari kesehatan ada tingkatan rezeki yang paling utama yakni rezeki berupa anak yang saleh. Anak yang saleh adalah anak yang taat kepada Allah, yang tahu kewajibannya sebagai hamba Allah dan tahu tanggungjawabnya kepada agamanya.

Terakhir, rezeki yang paling sempurna adalah rida dari Allah. Tidak semua makhluk Allah mendapatkan ridha-Nya. Ridha Allah hanya diberikan kepada hamba yang taat kepada-Nya. Ketika Allah sudah rida dengan hamba, maka jaminannya adalah surga.

Kajian Ahad pagi, 21 Juli 2024 di Masjid Al Hidayah Sangen bersama Ustaz Kelik Ali Usman, S.Pd (Korps Mubaligh Muhammadiyah Gunungkidul)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822