MEDIA AN NUUR─Puasa merupakan salah satu rukun Islam, yang pernah disyariatkan kepada para Nabi sebelum Rasulullah Muhammad ﷺ. Melalui puasa itulah jalan menuju keimanan dan ketakwaan.
Puasa itu seperti pondok pesantren. Pesantren harus tahu kekurangan santri lalu memberikan pembelajaran agar kekurangan itu teratasi. Kalau santri kekurangan ilmu maka diberikan pelajaran. Jika santri kurang tertib maka akan diberi pelajaran agar tertib beradab.
3 Sifat Bawaan Manusia
Pada dasarnya, manusia lahir di dunia ini membawa 3 sifat bawaan. Sifat bawaan yang pasti ada dalam diri kita adalah sifat hewani, sifat kebinatangbuasan, dan sifat malaikat. Mari kita ulas satu per satu.
Sifat Hewani
Sifat hewani berujud syahwat atau nafsu. Syahwat bisa menjadi nikmat, bisa menjadi bencana. Ia akan menjadi anugerah ketika berada pada tempatnya. Misal syahwat itu adalah nafsu makan, maka dengannya kita akan makan sehingga bisa hidup. Syahwat juga yang menghadirkan anak manusia ke muka bumi ini.
Syahwat terlalu kebablasan akan menghasilkan kerusakan di muka bumi. Misalnya mencuri, pelecehan seksual, kelainan seksual, dan lain sebagainya.
Ustaz Muhammad Setyo Nugroho sampaikan tausiah |
Syahwat yang dihilangkan sama sekali juga akan menghasilkan kerusakan di muka bumi. Kita lenyapkan syahwat maka kita akan mati karena tidak makan dan minum. Tanpa syahwat maka kita tak akan ada keturunan.
Dari sifat hewani akan muncul 3 potensi sifat yang ditimbulkan: (1) kekejian karena kelebihan syahwat, (2) matinya syahwat karena dilenyapkan sama sekali, dan (3) menjaga diri ketika syahwat bisa dikendalikan.
Ketiga sifat itu, yang nomor (1) dan (2) adalah keburukan, sementara nomor (3) adalah yang terbaik. Syahwat yang bisa dikendalikan itu bisa dilatih dengan melaksanakan ibadah puasa.
Sifat Kebinatangbuasan
Sifat kedua adalah sifat kebinatangbuasan. Di dalam diri kita ada sifat seperti ini. Sifat ini berwujud amarah. Marah bisa jadi anugerah dan busa jadi musibah. Dengan marah kita bisa berjihad, bisa membela umat dari pelecehan, dan melahirkan nahi munkar.
Namun, jika tanpa amarah, maka kita akan membiarkan kemaksiatan merajalela karena tak ada rasa marah, tak akan membela saudara kita di Palestina karena merasa bukan urusan kita.
Sifat kebinatangbuasan juga akan mendatangkan 3 potensi sifat, yakni (1)kediktatoran karena sifat amarah itu berlebihan, (2) kepengecutan ketika amarah itu sama sekali ditiadakan, dan (3) keberanian patriotisme ketika amarah terkendali pada tempatnya.
Ketiga sifat itu, yang nomor (1) dan (2) adalah keburukan, sementara nomor (3) adalah yang terbaik. Sifat kebinatangbuasan berupa amarah yang bisa dikendalikan itu bisa dilatih dengan melaksanakan ibadah puasa.
Sifat Malaikat
Sifat ketiga adalah sifat malaikat. Di dalam diri kita ada sifat malaikat berupa akal. Akal bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi musibah.
Sifat malaikat atau akal ini menghasilkan 3 potensi yakni (1) makar atau licik karena akal berlebihan, (2) dungu ketika akal tak dipakai, yang bagus adalah (3) hikmah kebijaksanaan ketika bisa mengendalikan akal.
Ketiga sifat itu, yang nomor (1) dan (2) adalah keburukan, sementara nomor (3) adalah yang terbaik. Akal yang bisa dikendalikan itu bisa dilatih dengan melaksanakan ibadah puasa.
Sifat kemuliaan gabungan dari menjaga syahwat, keberanian dengan amarah terkendali, dan bijaksana mengendalikan akal, maka akan menghasilkan keistikamahan, kemakmuran, kesejahteraan, dan keamanan.
Hati yang sakit membuat kalah ketiga sifat mulia itu dalam diri kita, dan hati yang sehat akan memenangkannya. Dan hati bisa sehat ketika kita melatihnya dengan puasa. Ternyata puasa benar-benar memiliki manfaat yang luar biasa, banyak fadilah yang langsung bisa dirasakan.
Jika kita bisa melawan bisikan nafsu maka kita akan menang. Jika kita mengikutinya maka kita akan kalah. Puasa mengajari untuk melawan bisikan nafsu-nafsu sehingga akan menjadikan kesejahteraan.
Kajian Ahad pagi, 24 Maret 2024 di Masjid Al Hidayah Sangen bersama Ustaz Muhammad Setyo Nugroho, Lc., M.H