MEDIA AN NUUR─Jumat, 26 Januari 2024. Kajian malam Sabtu di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan). Malam ini kajian disampaikan oleh Ustaz Muhammad Saifudin, Lc., M.Ag yang membahas tentang esensi pemimpin.
اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَا كِعُوْنَ
“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).” (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 55)
Innama adalah pembatas, bahwa waliyyukum atau yang bertanggung jawab atas keputusan atau bisa dimaknai sebagai pemimpin itu memiliki sifat dasar yang wajib dimiliki. Dan esensi pemimpin ada dalam ayat ini.
Ustaz Saifudin sampaikan esensi dasar pemimpin muslim |
Pemimpin kita adalah Allah, rasul-Nya, dan orang beriman yang senantiasa istikamah melaksanakan salat dan mengeluarkan zakat (bisa bermakna infak, hibah, sedekah, wakaf, dan sebagainya) seraya tunduk. Makna tunduk bisa berarti taat beribadah dan berjamaah bersama kaum muslimin.
Pada ayat 51, kita dilarang menjadikan pemimpin dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Kalau melanggar maka ancaman Allah adalah tidak akan mendapat hidayah, dan masuk golongan zalim. Maka esensi pemimpin bagi umat Islam adalah yang disebut pada ayat 55.
Yang disebut dalam ayat 55 adalah hal mendasar (basic) bagi pemimpin orang beriman, sebelum kemudian masuk pada kriteria lebih mendalam seperti sidiq, fatanah, tablig, dan amanah. Termasuk fisik sehat dan kuat, serta berilmu pengetahuan.
Sifat mendasar yang harus melekat pada pemimpin itu harus bisa terlihat oleh umat, yakni salat bersama jemaah. Zakat juga harus terlihat umat sebagai penanda, meski pamer bukan tujuannya, tapi umat bisa melihat kiprahnya melalui harta yang dimiliki.
Salat adalah menjadi ciri muslim, bahkan bisa membedakan dengan kaum munafik, apalagi ketika dilihat pada Salat Isya dan Subuh yang berat bagi mereka. Salat adalah kekuatan spiritual bagi pemimpin.
Kemudian zakat masuk ke dalam esensi kepemimpinan. Umumnya kita bisa tahan dengan ujian kekurangan harta, tapi banyak yang terlena dengan ujian harta berlebih. Maka sifat melekat pemimpin muslim adalah yang mengeluarkan zakat atau berderma.
Sifat dasar ketiga adalah tunduk. Kepatuhan pada Allah dengan senantiasa menjaga ibadah. Kemudian bersama kaum muslimin dalam berjemaah. Dengan memperhatikan esensi pemimpin ini adalah bagian dari keimanan kita.
Salah memilih pemimpin maka akan merugikan keimanan kita. Pemimpin seperti itu akan berlepas diri dari orang yang dipimpin sehingga muncul permusuhan karena tak ada lagi tanggung jawab. Maka mari pilih pemimpin berdasar keimanan dan keislaman.