MEDIA AN NUUR─Sangat wajar dalam Islam, umatnya diwajibkan menuntut ilmu. Belajar apa saja. Mengawali wahyu Allah, turun Surat Al Alaq ayat 1-5 yang mengandung perintah membaca. Membaca apa saja atas nama Tuhan.
Untuk mendapatkan pemahaman maksimal maka harus dibaca berulang-ulang, sebagaimana kata Iqra dalam awal surat tersebut. Dalam urusan hafalan Al-Qur’an pun harus mengulang-ulang atau murajaah agar hafalan kuat dan tak mudah hilang.
Ustaz Suparno sampaikan motivasi belajar |
Dengan belajar maka kita akan dijauhkan dari taklid atau ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya. Para ulama Usul Fikih mendefinisikan taklid sebagai “menerima perkataan (pendapat) orang, padahal engkau tidak mengetahui darimana sumber atau dasar perkataan (pendapat) itu”.
Kewajiban menuntut ilmu menjadikan kita paham akan apa yang diamalkan. Tak hanya ikut-ikutan orang. Jadi berkaitan erat dengan ibadah kita. Wajarlah Allah ﷻ mengangkat derajat orang beriman dan berilmu.
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)
Perlu kita perhatikan bahwa ajaran agama Islam tidak hanya sebatas ritual, jadi harus ada penerapan dalam kehidupan. Seperti salat, tak hanya gerakan dan bacaan saja, tapi mempu menjadikan kita bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Semakin baik hubungan kita dengan Allah maka haruslah semakin baik hubungan dengan makhluk Allah lainnya. Kalau tidak, ada yang salah dalam beragama.
Dengan pemahaman ilmu mendalam, maka kita tidak akan sibuk dengan perbedaan khilafiah. Kita akan lebih bisa memahami perbedaan dalam perbedaan pendapat. Enggan belajar maka kita akan terkurung dalam pikiran sempit.
وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: Ayat 9)
Kajian Ahad Pagi di Masjid Al Hidayah Sangen pada 21 Januari 2024 bersama Ustaz Suparno, S.Ag, M.Si, Dosen Fakultas Psikologi Undip, Sekretaris Muhammadiyah Kota Semarang