NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Rukun Agawe Santosa, Piwulang Jawa dalam Tinjauan Islam

MEDIA AN NUUR─Rukun adalah budaya Jawa adiluhung, memuat pekerti yang baik. Sudah mem-balung sumsum dan turun temurun bagi masyarakat Jawa. Contoh perilaku rukun di antaranya sambatan, rewangan, tilikan, gotong royong, dan sumbangan.

Kebiasaan masyarakat Jawa ini ternyata seirama dengan apa yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an, di mana kita tidak diperkenankan untuk berselisih, karena akan menghilangkan kekuatan.

وَاَ طِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَا زَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَا صْبِرُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ 

Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 46)

Kalau tidak rukun berarti berselisih. Perselisihan itu akan membuat kita mudah gentar dan hilang kekuatan. Disambung perintah bersabar, agar Allah selalu menyertai kita.

Ihsan Saifudin
Ustaz Ihsan membahas kerukunan

Menjaga kerukunan dalam bermasyarakat itu menjadi penting, karena rukun agawe santosa. Kerukunan itu menumbuhkan hidup yang sentosa.

Kiat Hidup Rukun

Kiat hidup rukun yang bisa kita terapkan dalam bermasyarakat di antaranya adalah berani mengalah, menyambung silaturahmi, dan saling memberi hadiah. Kita bahas dalam tinjauan Islam.

1. Berani mengalah

Untuk kerukunan, orang Jawa diajari berani mengalah. Mengalah bukan berarti kalah. Wani ngalah dhuwur wekasane, berani mengalah itu tinggi derajatnya.

Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran Surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar.” (HR. Abu Dawud)

2. Menyambung silaturahmi

Masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi silaturahmi. Ibarat berjualan untung tak seberapa tidak masalah, yang penting menambah paseduluran. Kebiasaan ketika berkunjung, perkataan yang biasa terucap adalah bahwa kedatangannya dengan maksud silaturahmi.

صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ

Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.” (HR Ahmad)

وَا لَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ يَخَا فُوْنَ سُوْٓءَ الْحِسَا بِ 

dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 21)

3. Saling memberi hadiah

Dengan memberi hadiah maka akan muncul rasa saling mencintai. Kebiasaan ini sudah membudaya dalam masyarakat Jawa. Ini juga sesuai hadis yang disampaikan Rasulullah.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi ﷺ bersabda,

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

Kajian malam Sabtu, 17 November 2023, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru, bersama Ustaz Ihsan Saifudin (Majelis Tabligh PDM Sukoharjo)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822