NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Menjadi Pribadi Saleh dengan Menuntut Ilmu dan Menjauhi Cinta Dunia

MEDIA AN NUUR─Kita hendaklah bersyukur bisa hadir dalam kajian rutin Ahad pagi ini, bisa memanfaatkan kesehatan dan kesempatan untuk menuntut ilmu sebagai wujud syukur atas nikmat Allah ﷻ.

Kita punya kewajiban belajar ilmu agama agar kehidupan kita tertata. Tanpa pemahaman agama tentu akan banyak hal miris terjadi di tengah masyarakat kita. Banyak kriminalitas bahkan merambah anak-anak sekolah.

Ustaz Ahmad Zanin Nu'man
Ustaz Ahmad Zanin Nu'man ajarkan cara menjadi pribadi saleh

Ada baiknya kita renungkan atsar dari salah satu sahabat Rasulullah yakni Sayidina Ali bin Abi Thalib, tentang keburukan yang harus kita jauhi karena bisa menghalangi kita menjadi pribadi baik dan saleh.

5 Keburukan Penghalang Kesalehan

 عَنْ عَلِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَوْلَا خَمْسَ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ اَوَّلُهَا اَلْقَنَاعَة ُبِالجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا وَالشُّحُّ بِالْفَضْلِ وَالرِّياَ فِى الْعَمَلِ وَالْإعْجَابُ بِالرّأيِ 

Sayidina Ali pernah berkata: Andaikan tidak ada 5 keburukan di dunia ini, tentunya manusia menjadi orang saleh semua. Kelima keburukan itu adalah 1) merasa senang dengan kebodohan, 2) tamak dengan dunia, 3) bakhil dengan kelebihan harta, 4) riya dalam beramal, dan 5) membanggakan diri.”

1. Merasa senang dengan kebodohan

Fenomena anak-anak kita adalah enggan TPA setelah masuk usia SMP. Sehingga yang belum bisa baca Al-Qur’an tidak akan mungkin rutin membacanya. Dan sebagian besar tak menganggap bahwa belajar Al-Qur’an itu sesuatu yang penting.

Mereka merasa cukup dengan keilmuannya, bahkan senang dengan kondisi bodoh tanpa ada keinginan menuntut ilmu lagi. Dan inilah penghalang manusia menjadi orang saleh. 

2. Tamak dengan dunia

Keburukan yang menghalangi kesalehan yang kedua adalah ketamakan akan dunia. Baginya dunia adalah segalanya. Sehingga ia melupakan adanya kehidupan akhirat nanti.

Berapa banyak dari kita yang demi dunia sampai melalaikan salat. Ini mendasar. Salat adalah tiang agama sebagai penyokong utama dalam amalan Islam. Padahal dengan salat akan menjadi pembersih kita dari keburukan.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Bakhil dengan kelebihan harta

Orang yang rakus dengan dunia seperti poin kedua biasanya juga memiliki sifat ketiga ini, bakhil akan harta. Melawan sifat ini maka kita biasakan berbagi, berderma, menginfakkan sebagian rezeki untuk orang lain.

Sifat senang berbagi ini akan menjadi watak yang baik sampai ketika kita sudah dewasa. Bahkan saat menjadi pejabat, maka kita akan memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Kesalehan manusia bisa terbentuk dengan kebiasaan berbagi ini. Menghilangkan sifat pelit dan bakhil dengan kelebihan harta kita. Bahkan seorang yang saleh tak akan segan berbagi meski dalam kondisi kesempitan harta sekali pun.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak.” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Riya dalam beramal

Ibadah dengan tendensi dan motivasi pamer maka tidak akan diterima Allah. Agar tidak terjebak dalam kondisi itu maka harus ikhlas setiap kali beramal. Ikhlas menjadi salah satu syarat diterima amal.

Pengingat juga untuk para orang tua yang berangkat kajian Ahad pagi di Sangen ini. Niatkan thalabul ilmi, jangan niatnya hanya untuk menjenguk anak yang sedang mondok.

5. Membanggakan diri

Terakhir, hati-hati dengan sifat berbangga pada diri sendiri. Pribadi yang dipenuhi rasa bangga terhadap dirinya sendiri, haus akan pujian dan pengakuan dari orang lain, akan menjadikannya senang merendahkan dan meremehkan orang lain. Ini menjadi penghalang kita dari kesalehan.

Kajian Ahad Pagi, 24 September 2023 di Masjid Al Hidayah, Sangen (PPM Sangen) yang disampaikan oleh Ustaz Ahmad Zanin Nu'man, M.Pd.I (Ketua Majelis Tabligh PDM Sukoharjo)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822