MEDIA AN NUUR─Allah ﷻ telah mengaruniakan banyak kenikmatan kepada kita sebagai hamba-Nya. Dan sebaik-baik kita adalah yang senantiasa mensyukuri dan mengakui nikmat Allah ﷻ tersebut.
Ada satu doa yang ringkas namun penuh makna dari kitab Riyadhus Sholihin An Nawawi, yang berisi permohonan pada Allah ﷻ untuk berlindung dari hilangnya nikmat dan datangnya penyakit.
Doa Berlindung dari Hilangnya Nikmat dan Datangnya Penyakit
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah ﷺ adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Alloohumma innii auudzubika min zawaali ni’matika, wa tahawwuli ’aafiyatika, wa fujaa’ati niqmatika, wa jamii’i sakhotika.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim)
Ustaz Solikhin mengajak hadirin hafalkan salah satu doa yang diajarkan Rasulullah |
Kita diberi banyak nikmat, bahkan apa yang kita minta pun Allah ﷻ berikan. Mengamalkan doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ di atas adalah harapan kita agar tidak dicabut nikmat yang telah diberikan Allah ﷻ pada kita.
Kisah 3 Orang Bani Israil Diuji Kesehatan dan Harta
Ada sebuah kisah cukup panjang dari 3 orang Bani Israil, yang diberi ujian kesehatan dan harta oleh Allah ﷻ. Apakah mereka bisa menjadi orang bersyukur ataukah malah kufur? Kita simak ceritanya berikut ini.
Sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ mengisahkan cerita ini. Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, yaitu: penderita penyakit kulit, punya penyakit kebotakan, dan orang buta. Kemudian Allah ﷻ ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang malaikat.
Maka datanglah malaikat itu kepada orang pertama yang menderita penyakit kulit dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”
Ia menjawab, “Rupa yang bagus, kulit yang indah, dan penyakit yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah orang tersebut, dan hilanglah penyakit itu, serta diberilah ia rupa yang bagus, kulit yang indah.
Malaikat itu bertanya lagi kepadanya, “Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Ia menjawab, “Unta atau sapi.” Maka diberilah ia seekor unta yang sedang bunting, dan ia pun didoakan, “Semoga Allah ﷻ melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan unta ini.”
Kemudian Malaikat tadi mendatangi orang yang punya penyakit kebotakan, dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”
Ia menjawab, “Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah kepalanya, dan seketika itu hilanglah penyakitnya, serta diberilah ia rambut yang indah.
Malaikat tadi bertanya lagi kepadanya, “Harta apakah yang kamu senangi?” Ia menjawab, “Sapi atau unta.” Maka diberilah ia seekor sapi yang sedang bunting dan didoakan, “Semoga Allah ﷻ memberkahimu dengan sapi ini.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya, “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab, “Semoga Allah ﷻ berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang.” Maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan oleh Allah ﷻ penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang paling kamu senangi?” Ia menjawab: “Kambing.” Maka diberilah ia seekor kambing yang sedang bunting.
Lalu berkembangbiaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga yang pertama memiliki satu lembah unta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.
Kemudian, datanglah Malaikat itu kepada orang yang sebelumnya menderita penyakit kulit, dengan menyerupai dirinya saat masih dalam keadaan berpenyakit kulit, dan berkata kepadanya, “Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku untuk mencari rezeki dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah ﷻ, kemudian dengan pertolongan Anda. Demi Allah ﷻ yang telah memberi Anda rupa yang tampan, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku minta kepada Anda satu ekor unta saja untuk bekal meneruskan perjalananku.”
Tetapi dijawab, “Hak-hak dan tanggunganku masih banyak.” Malaikat tadi berkata kepadanya, “Sepertinya aku pernah mengenal Anda, bukankah Anda ini dulu orang yang menderita penyakit kulit, yang orang-orang pun jijik melihat anda, lagi pula Anda miskin, kemudian Allah ﷻ memberikan kepada anda harta kekayaan?”
Dia malah menjawab, “Harta kekayaan ini aku warisi turun-temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat.” Malaikat berkata kepadanya, “Jika Anda berkata dusta niscaya Allah ﷻ akan mengembalikan Anda kepada keadaan Anda semula.”
Malaikat mendatangi orang yang sebelumnya berpenyakit kebotakan, dengan menyerupai dirinya saat masih berpenyakit itu, dan berkata kepadanya sebagaimana ia berkata kepada orang yang pernah menderita penyakit kulit, serta ditolaknya sebagaimana ia telah ditolak oleh orang yang pertama.
Maka malaikat itu berkata, “Jika Anda berkata dusta niscaya Allah ﷻ akan mengembalikan Anda seperti keadaan semula.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai keadaannya dulu saat masih buta, dan berkata kepadanya seperti kedua orang sebelumnya.
Maka orang itu menjawab, “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah ﷻ mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang Anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak Anda sukai. Demi Allah ﷻ, sekarang ini aku tidak akan mempersulit Anda dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah Anda ambil karena Allah ﷻ.”
Maka malaikat tadi berkata, “Peganglah kekayaan Anda, karena sesungguhnya kalian ini hanya diuji oleh Allah ﷻ. Allah ﷻ telah ridha kepada Anda, dan murka kepada kedua teman Anda.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah, semoga kita bisa mengambil ibrah dari kisah 3 orang Bani Israil tersebut. Kita hendaknya bersyukur atas nikmat Allah ﷻ dan tidak kufur. Semoga Allah ﷻ jadikan hamba yang pandai bersyukur. Aamiin.
Ringkasan Kajian Ahad Pagi di Masjid Al Hidayah, Sangen, pada tanggal 20 Agustus 2023, disampaikan oleh Ustaz H. Solikhin, S.Ag, MA (pengasuh Ponpes Ar-Ruhamaa, Playen, Gunungkidul)