NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Perbedaan Darah Haid dan Istihadah

MEDIA AN NUUR─Kamis, 20 Juli 2023. Warga Sidowayah RT 01 RW 06 menghadiri pengajian rutin malam Jumat dua pekan sekali. Kali ini bertempat di rumah Pak Ibnu Ka'ab-Bu Nurul Qomariyah. Pertemuan diawali dengan membaca kitab suci Al-Qur’an secara bersama-sama, Surat Az Zukhruf (43) ayat 1 sampai 15.

Acara ini tausiah disampaikan oleh Ustaz Fauzan Abu Darda. Melanjutkan tema thaharah, dan malam ini sampai pada pembahasan tentang haid pada wanita. Ustaz Fauzan menyampaikan bahwa Allah menjadikan darah haid pada wanita sebagai asupan makanan untuk bayi pada perut ibunya yang akan mengalir ke tubuh lewat tali pusar.

Ustaz Fauzan
Ustaz Fauzan bacakan hadis

Ketika melahirkan, asupan makanan berubah menjadi susu. Oleh karena itu, sedikit sekali wanita yang hamil dan menyusui mengalami haid. Ketika wanita tidak dalam keadaan hamil atau menyusui, darah tadi tidak keluar dan tetap pada tempatnya. Darah itu akhirnya akan keluar pada waktu tertentu.

Ketika mengalami haid maka wanita disebut dalam keadaan tidak suci maka dilarang melaksanakan salat, berpuasa, dan membaca Al-Qur'an. Berbeda dengan darah istihadah yakni darah yang keluar terus menerus atau darah tersebut hanyalah berhenti sebentar—misalnya dua atau tiga hari—. Karena bukan haid maka tetap mempunyai kewajiban mengerjakan salat, puasa, dan baca Qur'an.

أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ ، سَأَلَتِ النَّبِيَّ ﷺ قَالَتْ : إِنِّي أُسْتَحَاضُ فَلاَ أَطْهُرُ ، أَفَأَدَعُ الصَّلاَةَ ؟ فَقَالَ : لاَ ، إِنَّ ذَلِكَ عِرْقٌ ، وَلَكِنْ دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ الَّتِي كُنْتِ تَحِيْضِيْنَ فِيْهَا ، ثُمَّ اِغْتَسِلِي وَصَلِّي.

Bahwasanya Fathimah binti Abi Hubaisy pernah bertanya kepada Nabi ﷺ, ia berkata, ‘Aku pernah istihadah dan belum suci. Apakah aku mesti meninggalkan salat?’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun tinggalkanlah salat sebanyak hari yang biasanya engkau haid sebelum itu, kemudian mandilah dan lakukanlah salat.’ (HR. Bukhari)

أَتَجْزِى إِحْدَانَا صَلاَتَهَا إِذَا طَهُرَتْ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ كُنَّا نَحِيضُ مَعَ النَّبِىِّ ﷺ فَلاَ يَأْمُرُنَا بِهِ . أَوْ قَالَتْ فَلاَ نَفْعَلُهُ

Apakah kami perlu mengqada salat kami ketika suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang Haruri? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi ﷺ masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengqadanya. Atau Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqadanya.” (HR. Bukhari)

Warga Sidowayah
Jemaah simak kajian

Itulah sebagian dari beberapa hadis yang disampaikan Ustaz Fauzan dalam menerangkan tentang haid dan darah istihadah. Semoga menambah pemahaman kita semua, terutama para wanita muslimah.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822