MEDIA AN NUUR─Allah ﷻ memerintahkan kita mengajak manusia lainnya kepada kebaikan di jalan-Nya dengan memberi contoh yang baik. Jika harus berdebat maka harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Berikan referensi dan sumber yang jelas, agar debat bisa menemukan mana yang sesat mana yang merupakan petunjuk.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِا لْحِكْمَةِ وَا لْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَا دِلْهُمْ بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 125)
Di Sukoharjo saat ini sudah menunggu eksekusi 3 orang terpidana mati. Seorang berjuluk Jagal Kartasura berkedok dukun, pembunuh 7 orang. Lalu di Baki, pembunuh 4 orang sekeluarga urusan rental mobil. Seorang lagi, peternak ayam yang ditagih modal malah membunuh orang yang meminjaminya. Satu lagi dalam proses persidangan, pembunuh teman kerja dengan mutilasi.
Ustaz Wiwaha ajak berikan keteladanan |
Kasus-kasus di atas adalah contoh manusia yang diberi hati tapi tak berfungsi, mata tak dipakai melihat kebenaran, dan telinga yang tak dipakai mendengarkan. Kita harus menyadari hati, mata, telinga itu untuk bertindak di jalan Allah ﷻ.
Maka kita ini, punya tugas menyolehkan diri sendiri dan mengajak orang lain untuk menjadi baik dengan nasihat dan keteladanan. Jangan terjebak dengan pemikiran biarlah orang lain berbuat aneh-aneh atau keburukan, yang penting kita tidak. Hati-hati dengan pemikiran seperti ini.
Ingatlah, kebenaran yang tak terorganisir akan dilibas oleh keburukan yang terorganisir. Maka dari itu, tak ada kebatilan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk semua. Mulai dengan buka hati, buka mata, buka telinga, pupuk kepedulian pada masyarakat sekeliling kita. Ini tanggung jawab sosial kita.
اَلْحَقُّ بِلاَ نِظَامٍ يَغْلِبُهُ اْلبَاطِلُ بِنظَامِ
“Kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir.” (perkataan Ali bin Abi Thalib)
Maka sebaik-baik umat menurut Al-Qur’an adalah yang saling mengajak kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar. Kita buktikan bahwa Islam datang itu sebagai solusi atas segala permasalahan kehidupan. Termasuk masalah sosial di tengah masyarakat kita.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)
Sepantasnya ketika kita mengajak pada kebaikan maka kita sudah mencontohkannya dalam akhlak dan perbuatan kita. Menyeru kebaikan akan lebih mudah dengan keteladanan yang dimulai dari diri kita sendiri.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kalisige pada 9 Juli 2023 yang disampaikan oleh Ust. H. Wiwaha Aji Santosa, S.Pd (PDM Sukoharjo)