MEDIA AN NUUR─Sabtu, 27 Mei 2023 bakda Salat Isya, atas inisiasi dari Pak Darsono, digelarlah virtual meeting melalui aplikasi Zoom antara Takmir Masjid An Nuur Sidowayah dengan beberapa tokoh perantauan yang bisa meluangkan waktu untuk bergabung.
Dari pihak Takmir Masjid An Nuur yang menghadiri pertemuan daring ini di antaranya adalah Pak Sutarto selaku ketua, Pak Heri Purwanto selaku bendahara, Pak Wakhid selaku sekretaris, Pak Danuri selaku seksi dakwah, dan Pak Ibnu Ka’ab mewakili TPQ An Nuur.
Dari perantauan yang terlihat hadir selain Pak Darsono, ada Pak Sarwiji, Pak Zainal Arifin, Pak Harsono, Pak Samidi, dan Pak Danar Riyanto. Yang disebut terakhir meski alamat kampung halamannya Krebet, Tawang, namun dalam kegiatan keagamaan dan masa kecil lebih banyak dihabiskan bersama warga Sidowayah.
Virtual meeting via Zoom |
Bisa dibilang, virtual meeting ini adalah pertama kalinya yang digelar dengan menghadirkan para tokoh perantauan. Dulu memang pernah sekali waktu tapi sebatas sarana koordinasi antara Pak Darsono dengan para pengurus takmir. Untuk kelancaran pertemuan online ini, Pak Darsono dibantu Mas Wasis sebagai host meeting.
Pak Sutarto melaporkan kegiatan di kampung sejauh ini berjalan dengan lancar. “Pengajian di setiap RT masih berjalan, dan yang terbaru kajian remaja pun sudah diaktifkan kembali,” ungkapnya. “Untuk pembangunan fisik di bawah pengawasan takmir adalah Pemakaman Muslim An Nuur dan BA Aisyiyah.”
Disinggung juga terkait rencana membuatkan tempat untuk PAUD IT An Nuur yang hingga kini masih menempati rumah Pak Joko Haryadi. Tidak mungkin selamanya di situ karena yang punya rumah ada rencana akan menempatinya.
Selanjutnya, Pak Darsono menyampaikan usulan Pak Iskandar untuk kembali mengaktifkan LPD terutama dari para perantau yang cukup lama vakum. LPD sendiri merupakan wadah berinfak yang dikelola warga Sidowayah untuk mendukung pembangunan di kampung halaman tercinta.
Pak Darsono mengenang masa dulu saat LPD menghimpun dana menggunakan sarana celengan yang dibagikan kepada para perantau. Celengan itu bebas diisi kapan saja dan berapa saja tak perlu target bulanan. Manfaat yang tak kalah penting adalah menjalin silaturahmi antar perantau. Amal di dunia akan jadi saksi saat menghadap Allah nanti.
Pak Sarwiji mengaku setuju LPD dihidupkan lagi. LPD bisa tetap pakai celengan ataupun setor ke rekening milik LPD. Menurutnya, generasi muda cukup banyak yang merantau, sehingga sangat bagus kalau diajak menghidupkan LPD.
Selanjutnya giliran Pak Zainal Arifin menanggapi tentang PAUD IT An Nuur, bahwa di Sidowayah banyak rumah kosong yang bisa dipakai. Disebutkannya beberapa rumah warga yang diyakini boleh dipakai untuk anak-anak usia dini untuk belajar.
Pak Zainal menyambut baik rencana mengaktifkan LPD. Ia mengusulkan dibentuk koordinator tiap wilayah perantauan seperti dulu agar bisa menjaga konsistensi para donatur. Perlu sekiranya mengumpulkan data nomor para perantau terlebih yang muda-muda.
Dari Semarang, Pak Harsono juga menyampaikan persetujuannya untuk kembali mengaktifkan celengan LPD dan rekening khusus untuk infak. Begitu pula dengan Pak Samidi yang tinggal di Bekonang, Sukoharjo. Pak Danar ketika mendapat kesempatan berbicara menyatakan siap jadi makmum dalam kebaikan.
Dari obrolan melalui alam maya ini memunculkan wacana pengaktifan kembali LPD. Rencana dibuat grup Whatsapp tiap korwil untuk koordinasi. Untuk kendala yang muncul adalah belum adanya data perantau dan memang kenyataannya sangat jarang bisa berkumpul.
Sebagai penutup, Pak Sutarto mengucapkan terima kasih atas semangat, ide pemikiran, dan dana dari para perantau untuk kemajuan Sidowayah. Ketua takmir ini juga mengenang beberapa sahabat telah berpulang mendahului menghadap Allah.
“Kita harus bersegera dalam berbuat kebaikan karena ajal kapan saja bisa datang. Dan kita punya ladang besar Sidowayah untuk beramal,” katanya. Pak Tarto juga menyatakan bahwa takmir siap menjalankan amanah semampunya. Sejauh ini laporan keuangan juga dibuat tertib administratif oleh bendahara.
Demikianlah sekilas ringkasan obrolan para tokoh melalui Zoom. Ini adalah langkah awal, dan seperti kata Pak Darsono, kapan-kapan bisa virtual meeting lagi dengan peserta yang lebih banyak. Semua sepakat untuk menularkan ke generasi muda tentang tradisi kebaikan di Sidowayah dengan kegemaran berinfak untuk kemajuan bersama. Semoga bermanfaat.