MEDIA AN NUUR─Kamis, 11 Mei 2023. Pengajian warga RT 01 RW 06 perdana pasca libur Ramadan dan Idulfitri 1444 H. Bertempat di rumah Pak Ali Mursidi-Bu Erna Sulistyaningsih. Pertemuan diawali dengan membaca kitab suci bersama-sama, melanjutkan Surat Asy-Syura ayat 1 sampai 9.
Tausiah disampaikan oleh Ustaz Fauzan Abu Darda. Diawali dengan mengisahkan Abu Hurairah berpapasan dengan Nabi Muhammad ﷺ di jalan di Kota Madinah. Namun, Abu Hurairah menyingkir agar tak bertemu Nabi. Ia pulang terlebih dulu sebelum kemudian menemui Rasulullah.
Ustaz Fauzan membahas tentang mandi wajib |
“Dimanakah kamu tadi, wahai Abu Hurairah?” bertanya Rasulullah. Abu Hurairah menjawab, “Aku tadi sedang junub, karena itu aku tidak suka duduk-duduk denganmu sementara aku dalam keadaan tidak suci.” Lalu Nabi bersabda, “Mahasuci Allah! Sesungguhnya orang muslim dan mukmin tidaklah najis.”
Peristiwa itu memberikan beberapa hikmah. Salah satunya, bahwa ketika seseorang sedang junub, maka tidak berarti seluruh tubuhnya menjadi najis. Selain itu, juga ada pelajaran adab dicontohkan Nabi, yakni bertabayun menanyakan langsung kepada orang yang bersikap tidak biasanya.
Bapak-bapak menyimak tausiah |
Teguran Rasulullah kepada Abu Hurairah itu juga mengisyaratkan tentang adab agar seseorang jangan pergi tanpa pamit dari kelompoknya. Adabnya adalah meminta izin kepada pimpinan untuk melakukan sesuatu sehingga harus meninggalkan tempat.
Tata Cara Mandi Wajib Sesuai Ajaran Rasulullah
Selanjutnya, dibahas tentang cara melakukan mandi wajib ketika junub. Tata cara mandi wajib sudah ada contoh dari Nabi. Apabila hal ini dilakukan, maka akan membuat mandi tadi lebih sempurna. Yang menjadi dalil dari bahasan ini adalah hadis dari ‘Aisyah berikut ini.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ – ﷺ – أَنَّ النَّبِىَّ ﷺ – كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi ﷺ, bahwa jika Nabi ﷺ mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudu sebagaimana wudu untuk salat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibu-ibu menyimak kajian |
Sementara itu, ada dalil lain yang bisa dijadikan rujukan kaum muslimin dalam hal melaksanakan mandi junub. Hadis kedua tentang mandi wajib selengkapnya sebagai berikut ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ – مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah ﷺ. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian tentang tata cara melaksanakan mandi wajib sesuai apa yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ yang bisa kita jadikan panduan. Sungguh lengkap aturan Islam dalam kehidupan sehari-hari dari yang bersifat pribadi sampai yang umum untuk kemaslahatan umat.