MEDIA AN NUUR─Dari 30 juz isi kitab suci Al-Qur’an bisa dibilang juz ke-30 adalah yang paling populer. Sejak kanak-kanak, kita akrab dengan bacaan surat-surat pendek di dalamnya. Familiar di telinga karena semua umat Islam pasti menghafalnya, minimal Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas.
Menyelami makna bacaan surat sehari-hari |
Buku yang akan kita ulas pada kesempatan kali ini adalah sebuah buku tafsir yang diterbitkan oleh Turos Pustaka. Terjemahan dari Latha'if al-Isyarat (Makna-Makna Tersirat yang Indah) karya Imam Qusyairi, seorang ulama yang dijuluki sebagai Zainul Islam atau perhiasan Islam.
Identitas Buku
Tafsir Juz ’Amma karya Imam Qusyairi |
- Judul: Tafsir Juz ’Amma; Menyelami Makna Surat-Surat al-Quran yang Sering Dilantunkan Setiap Hari
- Penulis: Imam Qusyairi
- Judul Asli: Latha'if al-Isyarat
- Penerjemah: Kuswandani Yahdin
- Penerbit: Turos Pustaka, Jakarta Selatan
- Cetakan: I, April 2023
- ISBN: 978-623-7327-81-3
- Tebal: xx + 260 halaman
Mengenal Imam Qusyairi, Ulama Syariat dan Hakikat 968-1072 M
Tak kenal maka tak cinta, ungkapan yang biasa kita dengar. Sebagai pembuka ulasan buku ini, biar terjalin kedekatan, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan penulis aslinya, yakni Imam Qusyairi. Nama lengkapnya Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad al-Qusyairi an-Naisaburi.
Imam Qusyairi terlahir di Kota Ustua, Naisabur (sekarang Khorasan, Iran) pada bulan Juli 986 M atau bulan Rabiulawal 376 H. Meninggalnya di Kota Naisabur pada Ahad pagi, 5 Desember 1072 M atau 16 Rabiulawal 465 H. Dimakamkan di sebelah kubur guru spiritualnya, Imam Abu Ali ad-Daqqaq.
Semasa hidup, selain berguru pada Imam Abu Ali ad-Daqqaq, Imam Qusyairi juga belajar ilmu agama kepada beberapa guru lain, yakni Imam al-Mas'udi, Abu Ali ath-Thabari, Syekh al-Qaffal al-Kabir asy-Syasyi, dan Abu Bakar Muhammad bin Abu Bakar ath-Thusi.
Setelah belajar kepada berbagai ulama, Imam Qusyairi akhirnya menjadi seorang imam besar yang menguasai fikih, teologi, tafsir, sastra, gramatika, dan tasawuf. Bahkan sukses melakukan integrasi antara syariat (fikih) dan hakikat (tasawuf).
Imam Qusyairi sebagai ulama besar tasawuf, telah mengembalikan tasawuf kepada landasan doktrin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Masa itu, ia prihatin dan sedih karena banyaknya amalan-amalan tasawuf yang dipraktikkan secara berlebihan. Ia mengecam para sufi yang melakukan zuhud berlebihan, yang membuat mereka keluar dari arti zuhud yang sebenarnya.
Mereka mengamalkan zuhud dengan meninggalkan total hal-hal yang berbau dunia, karena dianggap menghambat jalan untuk menuju sang pencipta. Di antaranya adalah memakai pakaian yang kotor dan tidak memperhatikan kebersihan. Banyak juga yang berpuasa terus menerus dan tidak berbuka.
Imam Qusyairi terus berjuang meluruskan jalan tasawuf yang telah menyimpang, bahkan tercemari dengan perbuatan-perbuatan yang mengandung kurafat. Meluruskannya untuk kembali mengikuti jalan para ulama sufi terdahulu dalam berakhlak dan beradab.
Imam Qusyairi merupakan guru dari ulama-ulama besar seperti Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit al-Khatib al-Baghdadi, Abu Ibrahim Ismail bin Husain al-Husaini, Abu Muhammad Ismail bin Abul Qasim al-Ghazy an-Naisaburi, Abul Qasim Sulaiman bin Nashir bin Imran al-Anshari, dan Abu Bakar Syah bin Ahmad asy-Syadiyakhy.
Tadabur Menyelami Makna Tiap Lembar Surat Pendek Juz ’Amma
Meski sudah akrab dengan bacaan surat-surat juz 'amma, namun tak jarang kita tak membaca artinya. Apalagi sampai menyelami makna mendalam melalui tafsir dari para ulama. Padahal sebagai muslim, seyogianya kita berusaha memahami firman Allah sebagai panduan dalam hidup ini.
Juz 'amma memuat 37 surat selain Al Fatihah yang biasa disertakan sebagai pembuka. Sebagian besar diturunkan di Mekkah atau disebut Makkiyyah. Surat-surat Makkiyah umumnya memiliki ayat pendek-pendek berisi tentang ajaran keimanan, ancaman dan pahala serta kisah-kisah umat terdahulu yang mengadung pembelajaran.
Salah satu halaman isi buku tafsir |
Imam Qusyairi dalam menafsirkan Al-Qur’an penuh nuansa sufistik, namun tetap menghadirkan makna syariat yang tersurat dalam setiap ayat. Hal ini memudahkan pembaca awam dalam memahami kandungan makna ayat-ayat suci secara lengkap.
Yang unik, Imam Qusyairi menafsirkan setiap basmalah pembuka surat dengan penafsiran yang berbeda-beda. Seakan menyiratkan bahwa dari satu ayat saja bisa muncul beragam tafsir berbeda yang tentunya masih selaras dengan kaidah penafsiran Al-Qur’an yang disepakati para ahli tafsir.
Turos Pustaka melengkapi buku tafsir ini dengan tajwid berwarna, transliterasi tiap ayat, dan terjemahan resmi versi Kementerian Agama. Juga menyisipkan asbabun nuzul dari Imam as-Suyuthi dan Abu Hasan al-Wahidi, disertai penyebutan perawi tiap hadis.
Pokok pembahasan dalam buku tafsir juz ’amma ini menjelaskan setiap ayat dengan pendekatan syariat dan hakikat. Menguraikan istilah-istilah asing yang ada di dalam Al-Qur’an. Memaparkan beberapa pendapat mufasir lain dalam ayat-ayat yang diperselisihkan maknanya.
Dalam kata pengantar penerbitan buku ini, Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc., M.Ag, Guru Besar Tafsir UIN SATU Tulungagung, mengatakan bahwa kitab tafsir karya Imam Qusyairi ini bisa menghubungkan kita bukan hanya dengan Al-Qur’an secara harfiah, melainkan juga dengan makna-makna yang ada di balik tekstualitas ayatnya.
Buku tafsir ini sangat cocok dibaca siapa saja, bahkan orang awam sekalipun. Setiap ulasan penafsirannya menggunakan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami. Layout-nya yang nyaman dipandang berlama-lama tentu membantu kita untuk betah membacanya.
Font arab, latin, maupun terjemah dan tafsirnya berukuran sedang. Bagi pembaca usia anak dan remaja yang mungkin segan melihat halaman penuh sesak dengan huruf, maka tampilan buku tafsir ini akan cocok bagi mereka. Begitu juga pembaca yang sudah berumur tak akan kesulitan karena huruf dan spasi tiap barisnya berukuran sedang sehingga nyaman di mata.
Buku Tafsir Juz 'Amma karya Imam Qusyairi ini diterbitkan Turos Pustaka dengan ketebalan 280 halaman. Tampil kokoh dengan hardcover sehingga aman dari kemungkinan terlipat. Sampul tebal itu memberikan kesan buku yang elegan dan premium. Juga membuatnya terlihat menarik dan sangat artistik.
Jika kalian tertarik untuk mengoleksi buku bagus ini, bisa membelinya melalui toko online Reneturos Bookstore. Untuk pengunjung setia blog islami Media An Nuur, kalian bisa mendapat diskon atau potongan harga menarik untuk berbelanja buku di sana secara online dengan memasukkan kode kupon SIDOWAYAH. Semoga bermanfaat.