MEDIA AN NUUR─Senin, 29 Mei 2023. Pengajian rutin malam Selasa bakda Isya di Masjid An Nuur Sidowayah. Kesempatan kali ini kajian disampaikan oleh Ustaz Sutarto. Materi yang disampaikan terkait kurban di Hari Raya Iduladha yang tak lama lagi akan tiba.
Sejarah kurban bermula ketika Nabiyullah Ibrahim AS memohon kepada Allah agar dikaruniakan seorang anak saleh. Doa itu tercantum pada ayat berikut ini.
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.” (QS. As-Saffat 37: Ayat 100)
Ustaz Sutarto kisahkan sejarah kurban |
Allah mengabulkan doa kekasih-Nya itu sebagaimana tercantum pada ayat selanjutnya.
فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). (QS. As-Saffat 37: Ayat 101)
Sungguh gembira dan bahagia, Ibrahim dikaruniakan seorang anak saleh yang bernama Ismail. Saking sayangnya Ibrahim pada putranya, Allah pun mengujinya, lebih cinta Allah ataukah anaknya? Cerita berlanjut.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Saffat 37: Ayat 102)
Ibrahim terharu ketika menyampaikan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, ternyata putranya itu tanpa ragu-ragu mempersilakan ayahnya melaksanakan perintah Allah. Dan Ibrahim benar-benar segera melaksanakan perintah tersebut.
فَلَمَّاۤ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِ . وَنَا دَيْنٰهُ اَنْ يّٰۤاِبْرٰهِيْمُ . قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. As-Saffat 37: Ayat 103-105)
Allah telah menguji keimanan Ibrahim. Ternyata jelas, kecintaannya pada Allah jauh berada di atas kecintaan pada anaknya. Allah pun memerintahkan Malaikat menggantikan leher Ismail dengan seekor domba yang lantas disembelih Ibrahim.
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰٓ ؤُا الْمُبِيْنُ . وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. As-Saffat 37: Ayat 106-107)
Peristiwa itu diperingati umat Nabi Muhammad ﷺ dengan merayakan hari kurban setiap tanggal 10 Zulhijjah. Sebagai penghargaan atas kepatuhan Ibrahim maka Allah abadikan namanya dalam doa dan salam kesejahteraan sampai sekarang ini.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰ خِرِيْنَ . سَلٰمٌ عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ
Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, "Selamat sejahtera bagi Ibrahim." (QS. As-Saffat 37: Ayat 108-109)
Demikian sejarah awal pelaksanaan kurban di Hari Raya Iduladha sebagai penutup rangkaian ibadah haji. Bahkan perintah haji itupun bentuk peringatan atas kepatuhan keluarga Ibrahim pada perintah Allah.