MEDIA AN NUUR─Kita lanjutkan berkenalan dengan santri Ponpes Qoryatul Qur’an (QQ). Giliran berikutnya adalah santri berperawakan makmur bernama Nawaf Abdullah Azzam. Pada 10 hari terakhir Ramadan 1444 H, santri yang biasa dipanggil Azzam ini turut beriktikaf di Masjid An Nuur Sidowayah.
Azzam terlahir di Surakarta, pada 6 Desember 2004. Putra kebanggaan Bapak Arif Budi Santoso dan Ibu Dewi Riyani ini sebelum mondok di QQ, sebelumnya telah menyelesaikan belajar di SD Al Irsyad dan SMP di Ponpes Daarul Huda, Sukoharjo.
“Saya mondok di QQ atas saran dari orang tua, dan alhamdulillah menemukan banyak pengalaman baru di pesantren ini,” kata Azzam. “Tak ada kendala berarti, semua dimudahkan oleh Allah dalam menjalaninya. Alhamdulillah.”
Nawaf Abdullah Azzam |
Azzam mengaku bahagia jadi santri ndherek kyai, banyak belajar ilmu baru dan mendapat semangat baru. “Juga jadi punya banyak teman baru dari berbagai daerah. Saya suka berteman dengan siapapun,” ungkapnya.
Kesenangan yang didapatnya di pondok semakin membuat Azzam bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an. Saat ditanya sudah hafal berapa juz, penuh syukur ia menjawab, “Alhamdulillah sudah selesai (30 juz).”
Dalam proses menghafal kitab suci ini, Azzam menggunakan metode tawakal dan tikrar. “Metode ini dilakukan dengan membaca berulang-ulang sampai hafal. Jika sudah berusaha maka tinggal pasrah kepada Allah dan perbanyak istigfar,” kata Azzam. “Insya Allah 5 menit kemudian sudah hafal.”
Santri yang mengidolakan sosok ulama besar seperti Habib Ali Zaenal Abidin, Habib Bahar bin Smith, Ustaz Abdul Somad, dan KH. Anwar Zahid ini memiliki keinginan luar biasa, yakni memiliki pondok pesantren sendiri untuk kaderisasi.
Impian itu sejalan dengan motto hidupnya, “Jadikan dakwah sebagai sarana meraih rida Allah. Rela berkhidmat kepada umat, biar selamat dunia dan akhirat.”
Azzam memang menyukai segala hal berbau dakwah, baik dengan menyanyi hadrah, ataupun mengisi pengajian. “Selain itu saya juga hobi memasak, lho,” ungkapnya setengah bercanda. Tapi memang sih, sangat sesuai dengan pertumbuhan badannya yang subur makmur.
Setelah selesai belajar di Ponpes Qoryatul Qur’an, Azzam berkeinginan melanjutkan ikut Program Ma’had ’Aly Bahasa Arab dan Pendidikan Islam (MABAIS) sambil mengajar di TPQ. Sungguh mulia sekali, ya. Semoga Allah ï·» mudahkan segala urusannya, ya. Semakin bermanfaat untuk umat.