MEDIA AN NUUR─Jatah umur kita setiap hari semakin berkurang. Setiap hari itu pula kita semestinya melakukan introspeksi diri. Bermuhasabah sehingga bisa memaknai hidup dan umur panjang yang telah dikaruniakan Allah.
Yang pertama, sudah selayaknya kita mensyukuri nikmat. Syukur adalah watak kaum muslimin sebagai rasa terima kasih kepada Allah yang melimpahkan kenikmatan pada kita. Bahkan berkat kesyukuran itu maka kenikmatan akan ditambah lagi dan lagi.
Ustaz Syafi'i ajak syukuri umur panjang |
Selanjutnya, untuk bisa memaknai hidup hendaklah kita semua meyakini apa yang kita lakukan akan dihisab. Hal ini akan menjadi pengendali perbuatan kita. Kita akan berhati-hati karena keburukan yang kita perbuat akan mendapat balasan kelak di hari akhir.
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَ نْفُسِكُمْ ۗ وَاِ نْ اَسَأْتُمْ فَلَهَا ۗ فَاِ ذَا جَآءَ وَعْدُ الْاٰ خِرَةِ لِيَسٗٓئُوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidilaqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 7)
Memaknai hidup dan umur panjang bisa dilakukan dengan menghargai waktu yang ada. Sungguh, manusia berada dalam kerugian ketika usia tua belum bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan. Orang yang selamat dunia dan akhirat adalah yang bisa menghargai waktu yang ada dengan beramal saleh.
Kita sudah melalui Ramadan, apakah kita sudah mendapat ampunan atas dosa-dosa? Sungguh, kita hendaknya memaksimalkan bulan suci kemarin itu untuk memohon ampunan Allah dan mengumpulkan pahala.
Melanjutkan Syawal, apakah kita semakin semangat dalam beribadah atau sebaliknya? Seyogianya kita berusaha meningkatkan ibadah. Bukan justru merasa merdeka telah lepas dari Ramadan dan merayakan Idulfitri sehingga lalai dengan kebiasaan ibadah di bulan suci.
Idulfitri bukan sekadar suka ria menggunakan baju baru. Bahkan banyak dari kita yang berlomba mengenakan pakaian seragam sekeluarga untuk berfoto ria menyambut hari raya. Bukan tidak boleh, tapi apakah kita memaknai Idulfitri hanya demikian?
Ramadan sebagai bulan pendidikan bagi umat Islam. Ilmu bertambah berkat kultum yang didengarkan. Bertambah ilmu maka bertambah tawaduk. Ramadan melatih terbiasa beribadah sehingga kita merasa ringan dalam melaksanakannya.
Bulan Syawal adalah bulan peningkatan, mari kita tingkatkan amal kebaikan yang telah dilakukan di bulan Ramadan. Ini merupakan salah satu usaha yang kita lakukan untuk memaknai hidup dan umur panjang. Semoga kita termasuk hamba beruntung yang memiliki keimanan dan ketakwaan.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 7 Mei 2023 yang disampaikan oleh Ust. H. Syafi'i (Kepala KUA Weru)