MEDIA AN NUUR─Nabi Muhammad ﷺ pernah ditanya tentang amal yang paling baik. Beliau menjawab amal yang baik adalah iman kepada Allah. Lalu jihad di jalan Allah, kemudian haji yang mabrur. Itulah urutan amal terbaik menurut salah satu hadis.
Ustaz Arif ajak istikamah ibadah Ramadan |
Di kesempatan lain, Rasulullah ﷺ ditanya hal sama, jawabannya berbeda. Yakni amal terbaik adalah salat tepat pada waktunya. Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Lalu jihad di jalan Allah. Kok beda, ya, jawabannya?
Perbedaan jawaban Rasulullah itu dikarenakan penanya berbeda orang dan pada waktu yang tak sama. Kesimpulannya, di setiap waktu ada amal-amal utama yang berbeda dan setiap orang punya perbedaan kondisi dan problematika kehidupan masing-masing yang membuat bedanya prioritas amalan terbaik.
Di bulan Ramadan ini ada penyakit yang diderita banyak orang. Yakni di awal Ramadan bersemangat ibadah, makin tengah makin akhir semangat itu berkurang. Nah, apakah penyakit itu juga menyerang kita? Harusnya kita bisa menjaga semangat beribadah sampai akhir Ramadan.
Terkait semangat di bulan Ramadan, kita coba tengok bagaimana para sahabat Nabi menyikapi keberadaan Ramadan. Mereka selalu berdoa agar dipertemukan Ramadan sejak 6 bulan sebelum datang bulan suci ini. Disebutkan pula bahwa para sahabat sampai berharap semua bulan adalah Ramadan. Kenapa kita tak bersikap sama dengan para sahabat?
Coba kita bahas penyebab amal menurun seiring Ramadan berjalan. Di antara penyebabnya adalah kita melakukan perjalanan. Di mana di jalanan itu akan banyak pandangan maksiat yang bisa ditemukan di mana saja dan kita tak bisa menghindarinya. Ini bisa melemahkan semangat Ramadan.
Sebab lain, terlalu sibuk bermuamalah baik secara online maupun offline. Sekarang banyak orang meski diam di rumah ternyata sibuk bermuamalah di internet. Ini juga bisa menjadi sebab menurunnya semangat kita dalam beribadah di bulan Ramadan.
Waktu yang digunakan untuk mengakses internet, melihat barang yang dijual di toko online, dan sebagainya. Maka itu akan sangat mengurangi waktu kita beribadah. Mengurangi waktu untuk zikir dan tilawah Al-Qur’an. Bukankah ini sangat disayangkan?
Lalu, bagaimana langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari muamalah seperti ini? Cara yang bisa dicoba adalah dengan menahan diri, jangan tergoda diskon dan cashback di toko online atau market place. Potongan harga itu menjadi jebakan yang seringkali susah dikontrol.
Di bulan Ramadan menjelang hari raya memang kita banyak kebutuhan sehingga mencari harga murah di market place. Cobalah tidak berpikir ke situ. Meski kita akhirnya nanti belanja dengan harga mahal, tapi kita tidak kehilangan momen Ramadan untuk memaksimalkan ibadah. Sangat sayang kalau kita kehilangan kesempatan istimewa ini.
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا . وَا لْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ وَّ اَبْقٰى
“Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A'la 87: Ayat 16-17)
Ayat di atas mengingatkan kita, bahwa seharusnya kita jangan mengutamakan kehidupan dunia. Muamalah boleh, tapi jangan sampai memburu harga murah sehingga meninggalkan amal ibadah untuk akhirat. Akhirat lebih baik dan lebih kekal.
Ringkasan kultum bakda tarawih di Masjid An Nuur Sidowayah pada 4 April 2023, yang disampaikan oleh Ustaz Arif Fahrudin, S.Pd.I, salah satu anggota tim tarling Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weru.