NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Niatkan Puasa Berharap Rida Allah agar Tak Rugi dalam Menjalankannya

MEDIA AN NUUR─Sudah nyaris separuh bulan Ramadan. Sudahkah selama ini kita berpuasa tulus karena Allah saja? Seyogianya dalam menjalankan ibadah apapun kita hanya berharap rida dari Allah. Keridaan Allah itu menjadi tujuan utama bahkan lebih besar dibanding surga. Inilah kemenangan yang nyata.

Niat
Kultum tentang niat berpuasa karena Allah

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab RA, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jelas dalam hadis tersebut, bahwa niat sangat penting. Balasan setiap amalan benar-benar tergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Balasannya sangat mulia ketika seseorang berniat ikhlas karena Allah.

Untuk itulah mari kita perbaiki niat beribadah di bulan Ramadan ini dengan hanya mengharap rida Allah saja. Ketulusan ini menjadi dasar dan letak niat adalah di dalam hati. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَا الْقَلْبُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ ؛ فَإِنْ نَوَى بِقَلْبِهِ وَلَمْ يَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِ أَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُ بِاتِّفَاقِهِمْ

Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafalkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 18:262)

Maka fungsi utama dari niat adalah untuk membedakan antara adat kebiasaan dan ibadah. Misalnya adalah puasa kita di bulan suci ini. Puasa berarti meninggalkan makan, minum dan pembatal lainnya. Ketika seseorang meninggalkan makan dan minum karena kebiasaan, tanpa ada niat mendekatkan diri pada Allah maka tak termasuk ibadah. Beda ketika berpuasa itu diniatkan untuk menjalankan perintah dari Allah maka disebut sebagai ibadah. Oleh karena itu, kedua hal ini perlu dibedakan dengan niat.

Ringkasan kultum bakda subuh di Masjid An Nuur pada 5 April 2023 disampaikan oleh Aldino Yoga Ahyan Sayfulloh (Gabeng, Ngreco, Weru), santri Ponpes Qoryatul Qur'an yang bertugas safari dakwah.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822