MEDIA AN NUUR─Kita hidup di dunia ini tentu tidak mau merugi dan berharap keberuntungan. Pada Surat Al Mu'minun dijelaskan bahwa orang mukmin adalah orang beruntung, yakni yang mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Cirinya hati tentram dan wajah berseri-seri.
Ustaz Saifudin sampaikan keberuntungan mukmin |
Hati itu berubah-ubah maka perlu diikat dengan tali. Tali harus dikuatkan dengan ilmu agar bisa mengendalikan hati tersebut. Ayat-ayat awal Al Mu'minun menjelaskan tahapan agar bisa mencapai ketentraman hati.
Yang pertama kali adalah salat yang khusyuk. Khusyuk dibangun dengan fisik dan nonfisik. Fisik adalah dengan tumakninah. Tumakninah itu gerakan salat dilaksanakan dengan sempurna sampai tulang-tulang benar-benar mapan, sudah menempatkan diri dengan pas sebelum lanjut gerak berikutnya.
Khusyuk juga dibangun dengan nonfisik. Yakni menghadirkan hati dan membawa perasaan kita dalam salat. Kita benar-benar menghadap pada Allah dengan menghadirkan hati, sehingga sadar betul betapa banyak dosa kita sehingga sangat butuh ampunan dari-Nya.
Salat khusyuk itu diusahakan dan dilatih untuk dijaga terus. Jadi tak hanya sekali dua kali, melainkan berkelanjutan. Bisa jadi hari ini bisa khusyuk, ternyata besok banyak persoalan hidup hingga salat tak bisa khusyuk. Maka usaha untuk istikamah itu wajib dilakukan.
Selanjutnya, untuk mencapai keberuntungan itu adalah dengan menghindari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Islam mengajarkan kita bermasyarakat dengan baik dan bisa mencegah dari ikut serta dalam perbuatan buruk.
Termasuk menghindari pembicaraan buruk. Ketika berkumpul dengan banyak orang dan mereka membicarakan hal buruk maka kita hindari, namun ketika pembahasan sudah pada kebaikan maka kita bisa ikut mengobrol bersama.
Langkah berikutnya adalah tentang bagaimana memperlakukan harta kita. Yakni dengan zakat. Untuk bulan Ramadan ada syariat zakat fitri yang dibayarkan sebelum pelaksanaan Salat Idulfitri. Dan bagi yang hartanya sudah mencapai nishab maka harus membayarkan zakat mal, tanpa perlu menunggu Ramadan.
Hakikatnya, zakat itu adalah untuk membersihkan harta kita. Harta yang dizakati tidak menjadikannya habis tetapi malah akan semakin berkembang karena di sana ada keberkahan.
Selanjutnya, mengelola syahwat atau nafsu dengan cara yang tepat. Memelihara kemaluan dan tidak sekalipun mendekati zina. Dan untuk memperoleh keberuntungan, kita harus menjadi orang yang amanah dan janji.
Kesimpulannya, ketentraman hati dan wajah berseri-seri harus diusahakan. Hati manusia yang mudah berbolak-balik dan kondisi kehidupan yang naik-turun, maka perlu kita mengupayakan kebahagiaan tersebut dengan langkah-langkah dari salat khusyuk hingga bermuamalah seperti yang Allah ajarkan.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 2 April 2023 yang disampaikan oleh Ust. Muhammad Saifudin, Lc, M.Ag (Mudir Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen)