MEDIA AN NUUR─Manusia diciptakan menjadi khalifah di bumi. Sebelumnya hidup di surga, kemudian tergoda oleh iblis sehingga makan buah terlarang dan dibuang ke bumi. Dan di bumilah tempat yang memang sudah ditakdirkan untuk manusia sebagai ujian kehidupan.
Ustaz WR Lasiman sampaikan kajian kristologi |
Meski Nabi Adam As dan Hawa telah berdosa sehingga diusir dari surga, namun dalam pemahaman Islam tak ada yang namanya dosa warisan yang harus ditanggung oleh manusia.
قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَـفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَا زِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْـتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan." (QS. Al-An'am: Ayat 164)
Pada ayat di atas ditegaskan bahwa seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Jadi dosa itu ditanggung sendiri-sendiri. Dalam ayat lain juga ada disebutkan hal itu. Cobalah buka surat ke-35 ayar 18 berikut ini.
وَ لَا تَزِرُ وَا زِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗ وَاِ نْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَا نَ ذَا قُرْبٰى ۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِا لْغَيْبِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ ۗ وَمَنْ تَزَكّٰى فَاِ نَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗ وَاِ لَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ
"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan sholat. Dan barang siapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali." (QS. Fatir: Ayat 18)
Al-Qur'an telah menjelaskan hal tersebut sebagai bantahan atas pemahaman agama lain yang mengatakan bahwa manusia mendapat dosa warisan. Membantah tentang kelahiran Tuhan di muka bumi untuk menebus dosa manusia dengan merelakan diri disalib.
وَاِ ذْ قَا لَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَاَنْتَ قُلْتَ لِلنَّا سِ اتَّخِذُوْنِيْ وَاُ مِّيَ اِلٰهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قَا لَ سُبْحٰنَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْۤ اَنْ اَقُوْلَ مَا لَـيْسَ لِيْ بِحَقٍّ ۗ اِنْ كُنْتُ قُلْتُهٗ فَقَدْ عَلِمْتَهٗ ۗ تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ وَلَاۤ اَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai 'Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah? (Isa) menjawab, Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (QS. Al-Ma'idah: Ayat 116)
Sementara pada pemahaman agama lain, ada yang menyebut bahwa Nabi Isa As adalah Tuhan bahkan disebut sebagai Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus. Jika kembali menilik pada dalil Al Kitab mereka, sebenarnya konsep ketuhanan itu sudah terbantahkan.
Pada Yesaya 45: 5-6 disebutkan, "Allah: Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; Supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain."
Lalu, dalam Markus 12:29 dikatakan, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa!"
Islam telah menegaskan bahwa Nabi Isa As bukanlah Tuhan melainkan utusan Allah sebagaimana para Nabi yang lainnya. Tak ada hari kelahiran Tuhan (natal) dan tidak ada kematian Tuhan sebagai penebus dosa manusia. Demikianlah konsep ketauhidan dalam Islam, bahwa Allah itu esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 30 April 2023 disampaikan oleh Ust. Drs. H. Wahid Rosyid Lasiman, MA (Drs. Willibrordus Romanus Lasiman, MA), mantan misionaris Katolik, Pimpinan Pondok Diklat Al Hawaariyyun Yogyakarta.