MEDIA AN NUUR─Kelak di alam kubur kita akan ditanya umur digunakan untuk apa. Maka marilah dimanfaatkan untuk beramal ibadah. Termasuk dengan istikamah hadir dalam pengajian setiap ahad pagi. Di majelis taklim kita akan mendapat nasihat kebaikan untuk bekal menjalani hidup sesuai ajaran Islam.
Kebiasaan Keliru Menyambut Ramadan
Bulan Sya'ban adalah waktu kita siapkan bekal untuk masuk bulan suci Ramadan. Disebut juga bulan Ruwah, dari kata arwah. Ada adat di kalangan masyarakat Jawa khususnya, bulan Ruwah digunakan untuk berziarah. Di Zaman juga berlaku seperti ini. Untuk memperingati kematian Nabi Hud AS.
Tak ada yang salah dengan ziarah, bahkan dianjurkan untuk mengingatkan kita akan kematian. Yang terlarang adalah kita ziarah bukan mendoakan yang sudah meninggal melainkan sebaliknya malah meminta berkah dari kuburan yang diziarahi. Meskipun yang diziarahi adalah makam para ulama atau para wali.
Ustaz Syafi'i ajak bersiap sambut Ramadan |
Manusia meninggal terputus amalan, kecuali 3 perkara, salah satunya anak saleh yang mendoakan. Jadi, mereka yang sudah dikubur menunggu doa dari kita yang masih hidup. Mereka tidak bisa memberikan berkah kepada orang yang menziarahinya.
Adat lain, ketika masuk bulan Ramadan, sebagian kita membuat makanan banyak, lalu ditaruh di meja dan tak boleh dimakan anggota keluarga. Lalu untuk apa? Katanya itu untuk arwah orang tua yang sudah meninggal, siapa tahu arwahnya pulang maka disiapkan makanan sesaji. Ini adalah budaya keliru dalam menyambut Ramadan.
5 Kekuatan Bekal Menyambut Ramadan
Lalu apakah yang harus kita siapkan untuk menyambut bulan suci Ramadan? Setidaknya ada 5 kekuatan bekal yang harus kita siapkan. Yuk kita simak bersama.
1. Kekuatan Hati
Hati kita harus merasa senang ketika hendak masuk Ramadan. Di bulan Ramadan banyak aktivitas yang merepotkan, seperti bangun malam untuk sahur, berlapar-lapar kala siang,o harus salat banyak rakaat saat tarawih, dan sebagainya. Namun, dengan kekuatan hati harus disiapkan dengan perasaan senang untuk melaksanakannya nanti.
Dengan rasa senang maka yang berat-berat saat dijalani akan terasa ringan. Bukan menjadi beban melainkan menjadi aktivitas yang dinikmati. Nah, ketika menjalani puasa dan amalan pendukungnya dengan senang maka hati kita akan merasakan keberkahannya.
2. Kekuatan Iman
Mantapkan keimanan kita untuk menyambut Ramadan karena memang panggilan puasa adalah untuk orang-orang yang beriman saja. Pupuk keyakinan bahwa semua amalan Ramadan adalah perintah dari Allah yang harus kita patuhi.
Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
3. Kekuatan Ilmu
Tak kalah penting, kekuatan ilmu yang harus disiapkan sebagi bekal. Pelajari tentang berpuasa, apa saja yang membatalkannya. Juga pelajari aktivitas apa saja yang bisa mengurangi bahkan menggugurkan pahalanya.
Kita lalui siang sama-sama berpuasa, tidak makan tidak minum dari sejak terbit fajar hingga waktu magrib. Namun, setiap orang akan mendapat pahala berbeda-beda karena Allah yang menilai langsung dan memberikan pahala masing-masing. Ada yang mendapat pahala maksimal, banyak yang merugi tak mendapatkan pahala.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani)
Persiapkan ilmunya agar kita tak merugi. Pelajari apa saja yang merusak amalan kita agar tak sia-sia ibadah kita. Belajar bisa dengan membaca buku, buka di internet, dan hadir dalam majelis taklim.
4. Kekuatan Jasmani
Tanpa kekuatan jasmani atau kesehatan jasmani maka tak akan bisa maksimal dalam beribadah. Dalam kegiatan apapun, tanpa kesehatan maka aktivitas apa saja akan terganggu. Badan yang kurang fit maka akan mengganggu tarawih kita dan sebagainya.
Jaga kondisi, makan yang sehat, hindari makanan yang menyebabkan sakit perut. Kalau konsumsi es menimbulkan pilek atau efek bagi tubuh maka hindarilah. Banyak hal bisa kita lakukan untuk menyehatkan diri.
5. Kekuatan Harta
Untuk memaksimalkan Ramadan, perlu kita siapkan kekuatan harta. Betapa banyak kemuliaan bersedekah di bulan suci. Bahkan memberikan makanan untuk buka puasa kita akan dapat pahala besar sejumlah pahala yang berpuasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Kekuatan harta sangat perlu agar kita bisa banyak mendapatkan pahala berlimpah dengan sedekah, infak, zakat, dan sebagainya. Momentum berbagi di bulan suci butuh harta kita untuk mengamalkannya.
Demikian 5 kekuatan yang harus dipersiapkan sebagai bekal menyambut bulan suci Ramadan. Semoga kita diberi umur panjang dan sehat sehingga bisa memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 5 Maret 2023 yang disampaikan oleh Ust. H. Muhammad Syafi'i, M.Ag (Kepala KUA Weru)