NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Salat Adalah Kunci Diterimanya Amal Saleh, Tanpa Salat Amal Menjadi Sia-Sia

MEDIA AN NUUR─Mengapa ketika berdoa menuntut ilmu disertai permohonan kepahaman? Karena ketika berangkat ke majelis taklim kita menerima penjelasan agama harus fokus mendengarkan sehingga bisa memahami. Jadi ilmu dan kepahaman adalah serangkai yang harus kita usahakan.

Ilmu yang dipahami selanjutnya diamalkan dengan kesadaran dan keyakinan bahwa Allah ﷻ akan membalasnya dengan pahala dan rida. Amal saleh itupun harus diiringi dengan keikhlasan. Tanpanya maka akan menjadi kesia-siaan.

Ustaz Sandi Rahman
Ustaz Sandi Rahman ingatkan pentingnya salat

Ketika beramal ada kalanya harus secara diam-diam demi menjaga keikhlasan dan jauh dari pamer atau riya. Namun, ada kalanya kita perlu mengekspos amal saleh agar memiliki nilai syiar. Semua tergantung kemampuan menjaga keikhlasan hati.

Segala macam amal perbuatan kebaikan, tak akan berarti ketika rusak. Apa sebabnya rusak? Ketika kita tidak mendirikan salat. Dalam Islam, salat adalah kunci diterimanya amal ibadah lain. Dengan berupaya menjaga, memelihara dan berhasil melaksanakan salat dengan baik, maka akan terbuka ibadah dan segala amal yang lain.

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا 

Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.” (QS. An Nisa : 103)

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.” (HR. Tirmidzi dan An Nasa-i)

Jelaslah, bahwa amal kebaikan kita akan sia-sia tatkala salat tidak kita laksanakan. Ketika salat kita baik maka amalan lainnya akan mengikuti. Kalau rusak, maka kita akan merugi karena amal sebanyak apapun tak akan dinilai oleh Allah ﷻ.

Mendirikan salat dan beramal saleh akan menjadikan kita hamba beruntung. Diberikan rezeki banyak oleh Allah maka kita harus bisa memanfaatkannya untuk berinfak. Dan itulah harta kita yang sesungguhnya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sungguh hartanya adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (tidak diinfakkan).” (HR. Al-Bukhari).

Jelaslah bahwa harta milik seseorang yang sesungguhnya adalah harta yang disiapkannya untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sementara yang ditumpuk di dunia maka hanya akan menjadi harta ahli warisnya dan ia tetap akan bertanggung jawab pada tumpukan harta itu.

Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 18 Desember 2022 yang disampaikan oleh Ust. H. Sandi Rahman, S.Ag

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822