NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Iman dan Takwa Membuat Kita Menjadi Manusia Mulia dan Menciptakan Negeri yang Aman

MEDIA AN NUUR─Menjadi manusia yang mulia itu sangat penting. Dan yang paling mulia di sisi Allah ﷻ adalah orang yang bertakwa. Yang punya pangkat yang tidak berpangkat bisa mulia dengan ketakwaan. Yang berwajah rupawan ataupun yang pas-pasan sama-sama berkesempatan jadi mulia dengan takwa.

Kekayaan, wajah rupawan, jabatan, dan apa yang dipandang tinggi oleh mata manusia bukanlah jaminan akan membuatnya mulia. Justru banyak yang dihinakan Allah di dunia ini karena harta, jabatan, dan kebagusan fisiknya karena tidak memiliki ketakwaan.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Ustaz Djamaluddin Ahmad
Ustaz Djamaluddin Ahmad sampaikan tausiah

Selanjutnya, kita simak doa Nabi Ibrahim As yang tercantum dalam Al-Qur'an. Nabi Ibrahim As adalah kekasih Allah (khalilullah) dan ayah para Nabi (abul anbiya). Nabi yang paling banyak disebut oleh umat Islam, minimal dalam bacaan tasyahud saat salat.

Allah ﷻ memerintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ agar menyampaikan kepada umatnya tentang Nabi Ibrahim As yang berdoa, yang doa itu menjadi iktibar dan pelajaran bagi kaum muslimin, berikut ini ayatnya.

وَاِ ذْ قَا لَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّا جْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّـعْبُدَ الْاَ صْنَا مَ 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 35)

Dalam ayat tersebut, Nabi Ibrahim As memohon kepada Allah ﷻ agar Negeri Mekah menjadi negeri yang aman. Di Mekah inilah berada Baitullah (rumah Allah) yakni Kakbah. Aman dari tindakan kriminal, aman dari budaya yang merusak, dan aman dari kerusakan akidah.

Melanjutkan permohonan keamanan bagi Negeri, doa Nabi Ibrahim As berikutnya adalah agar dijauhkan dari menyembah berhala. Jadi berkaitan dengan keimanan. Maka, agar aman syaratnya harus beriman. Pimpinan beriman dan masyarakat beriman maka akan menjadikan Negeri aman.

Negeri aman dan dijauhkan dari menyembah berhala. Berhala itu apa? Dulu, berhala itu adalah patung yang disembah. Sekarang tidak lagi berwujud patung. Sekarang, apa saja bisa jadi berhala ketika itu lebih dicintai, lebih dipentingkan, lebih ditaati, daripada Allah.

Hati-hati dengan kebiasaan yang menjadi berhala yang menyesatkan, menjauhkan dari Allah. Contohnya hobi mancing, hobi bersepeda, hobi sepak bola, yang hobi-hobi itu begitu dituhankan sampai lupa salat lupa beribadah lupa pada Allah. Namun, hobi-hobi itu bisa menjadi ladang pahala ketika dengannya tak melupakan Allah dan beribadah.

Berhala dalam diri kita yang harus diwaspadai adalah hawa nafsu. Orang yang menuhankan hawa nafsu, tidak bisa mengendalikan, bahkan selalu mengikutinya maka akan menjadikannya lebih penting daripada Allah ﷻ. Allah sampai mempertanyakan kebermanfaatannya sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini.

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Al-Furqan: 43).

Allah ﷻ membiarkan orang yang menuhankan hawa nafsu dalam kesesatan dengan mengunci pendengaran, hatinya, dan menutup penglihatannya dari petunjuk.

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَ ضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةً ۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jasiyah: 23)

Iman membuat aman Negeri, dan menyatukan kita berkumpul di surga. Maka marilah kita ajak seluruh anggota keluarga agar menetapi keimanan dalam Islam. Menjadi keluarga yang bertakwa kepada Allah dan mulia dengan ketakwaan.

Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 11 Desember 2022 yang disampaikan oleh Ust. Drs. HM. Djamaluddin Ahmad, S.Psi (dari Yogyakarta)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822