MEDIA AN NUUR─Senin, 12 Desember 2022. Pengajian rutin malam Selasa di Masjid An Nuur Sidowayah. Malam ini pengajian diisi oleh Ustaz Ibnu Ka'ab. Mengawali pertemuan, jemaah bersama-sama membaca Surat Al Fatihah kemudian melanjutkan membaca Surat Al Jasiyah (45) ayat 23 sampai 32.
Ustaz Ibnu Ka'ab menyampaikan tema tentang menutup aib sesama muslim dan larangan membukanya kecuali dalam kondisi darurat. Aib orang lain saja kita harus menutupi, apalagi aib kita sendiri. Ustaz Ibnu Ka'ab membacakan sebuah hadis.
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
Keutamaan menutup aib orang lain maka akan ditutup aib kita di akhirat. Aib itu adalah dosa-dosa kita. Kita juga diperintah menutup aib kita sendiri. Kalau sudah menutupnya jangan sekalipun di belakang hari menceritakan aib itu pada orang lain.
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ : يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
“Seluruh umatku diampuni kecuali mujahirun (orang yang melakukan mujaharah). Dan termasuk bentuk mujaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata, “Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.” Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas mencontohkan seseorang yang berbuat dosa tapi Allah ﷻ menutupinya, ternyata orang itu justru membukanya sendiri dengan menceritakan pada orang lain. Inilah yang disebut dengan Al Mujahirun yang tak diampuni Allah ﷻ.
Ustaz Ibnu Ka'ab sampaikan anjuran menutup aib |
Perbuatan mujaharah itu merupakan upaya setan dalam menggelincirkan manusia dengan sebab kesalahan yang diperbuat sebelumnya. Padahal Allah ﷻ telah memberinya maaf.
إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ
“Hanya saja mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (Ali ‘Imraan : 155)
Orang seperti itu telah menyingkap apa yang telah Allah ﷻ tutupi dari perbuatan maksiatnya. Seakan-akan, mereka itu menceritakan perbuatan maksiat karena bangga dan meremehkan dosa yang telah dilakukan. Mereka ini tidak bisa merasakan nikmatnya ampunan Allah yang Dia berikan kepada para hamba-Nya.
Demikian, semoga kita bisa menahan diri dari menyebarkan aib orang lain sekaligus bisa menahan mulut dari menceritakan perbuatan maksiat kita pada orang lain. Terutama ketika sudah bertobat, jangan sampai membanggakan pernah maksiat di masa lalu. Agar Allah ﷻ memberikan ampunan atas kesalahan yang sudah disadari itu.