MEDIA AN NUUR─Kamis, 29 Desember 2022. Pengajian rutin dua pekan sekali warga Sidowayah RT 01/06 malam Jumat ini bertempat di rumah Pak Wakhid-Bu Tiya. Pertemuan dibuka dengan basmalah oleh Pak Sukiran, ketua RW 06 selaku pembawa acara. Selanjutnya bersama-sama membaca Al-Qur'an Surat Al Fatihah dan melanjutkan Surat Al Mu'min (40) ayat 79 sampai selesai ayat 85.
Kemudian, tausiah inti pengajian disampaikan Ustaz Fauzan. Tema yang diangkat adalah tentang ancaman kepada orang yang tak menjaga najis dan adu domba. Dimulai dengan membaca sebuah hadis. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA beliau berkata:
مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحـَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِيـنَةِ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَـانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِيْ قُبُورِهِمَا فَقَـالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِنَّهُمَا لَـ) يُعَذَّبَانِ وَمَـا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى (وَإِنَّهُ لَكَبِيْرٌ)، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، (وَفِيْ رِوَايَةٍ : الْبَوْلِ) وَكَانَ اْلآخَرُ يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ ثُمَّ دَعَا بِجَرِيدَةٍ (رَطْبَةٍ)، (وَفِيْ رِوَايَةٍ: بِعَسِيْبٍ رَطْبٍ) فَكَسَرَهـَا كِسْرَتَيْنِ (وَفِـيْ رِوَايَةٍ: فَشَقَّهـَا نِصْفَيْنِ) فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَـا كِسْرَةً فَقِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا.
“Nabi ﷺ melewati sebuah kebun dari perkebunan Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang disiksa di dalam kubur, kemudian Nabi ﷺ bersabda, ‘(Sesungguhnya mereka berdua benar-benar) sedang disiksa, padahal mereka tidak disiksa karena sesuatu yang berat bagi mereka.’ Lalu beliau bersabda, ‘(Tetapi sesungguhnya hal itu adalah dosa besar), adalah salah satu di antara mereka tidak menjaga dirinya dari air kencing, sedangkan yang lainnya adalah seseorang yang selalu mengadu-domba orang lain.’ Lalu Nabi menyuruh untuk mengambil sebuah pelepah yang masih basah, beliau mematahkannya menjadi dua bagian (di dalam satu riwayat: membelahnya menjadi dua bagian), lalu meletakkan satu bagian darinya pada setiap kuburan.’ Dikatakan kepadanya, ‘Wahai Rasulullah! Kenapa baginda melakukan hal ini?’ Beliau ﷺ menjawab, ‘Semoga batang tersebut dapat meringankan (adzab) mereka berdua selama pelepah tersebut belum kering.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dua perkara yang menjadikan siksa kubur ternyata hal sepele yakni buang air kencing yang tidak diperhatikan kebersihannya. Lalu, kebiasaan namimah atau mengadu domba. Untuk itu, agar terhindar dari siksa kubur maka biasakan membersihkan diri dari air kencing dan tidak mengadu domba orang lain.
Ustaz Fauzan sampaikan penyebab siksa kubur |
Namimah maknanya adalah membawa berita dari satu kaum ke kaum yang lainnya dengan tujuan untuk menebarkan kejelekan dan mengadu domba mereka. Dia menebarkan fitnah di antara mereka sehingga dialah Nammam (penebar fitnah).
Diriwayatkan pula dari Ibnu ‘Abbas RA, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
إِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنَ الْبَوْلِ، فَتَنَزَّهُوْا مِنْهُ.
“Sesungguhnya kebanyakan siksa kubur timbul karena air kencing, maka bersucilah kalian darinya.”
Nabi ﷺ bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim)
Pada hadis paling awal disebutkan Rasulullah ﷺ menancapkan pelepah basah agar meringankan siksa kubur. Perlu ditekankan di sini, bahwa penyebab diringankannya azab bukanlah adanya pelepah basah, akan tetapi karena syafaat dan doa dari Nabi ﷺ. Hal ini merupakan kekhususan Nabi Muhammad ﷺ.
Warga menyimak penjelasan ustaz |
Jadi tidak bisa kita begitu saja meniru atau mengganti dengan bunga-bunga basah atau apa saja di atas kubur dengan tujuan meringankan beban siksa si mayit.
Demikian kajian inti tausiah Ustaz Fauzan. Pertemuan dilanjutkan dengan bahasan internal RT terkait iuran tahunan 2023, dan beberapa kesepakatan bersama yang perlu dimusyawarahkan. Termasuk menghitung kotak infak karena sudah tutup tahun.