MEDIA AN NUUR─Udara yang segar dan bersih menjadi salah satu alasan memilih tinggal di desa. Pepohonan masih banyak tumbuh dengan hijaunya dedaunan, memberikan limpahan oksigen untuk dihirup manusia. Udara yang belum tercemari polusi begitu sejuk menyegarkan. Apalagi menikmatinya di pagi hari sambil menanti sang surya terbit dari langit timur sana.
Suasana ini tak ada di kota besar. Polusi yang mencemari udara perkotaan, ditambah punahnya hijau pepohonan, terutama pada kawasan industri, menimbulkan hawa gerah tak peduli siang ataupun malam. Belum lagi pencemaran air tanah, sehingga sulit menjumpai sumber air yang segar.
Alasan memilih tinggal di desa selain soal kualitas udara, juga lantaran biaya hidup lebih murah. Segala kebutuhan pokok bisa didapatkan dengan harga terjangkau. Selain bahan makanan segar mudah didapat di pasar dengan harga murah, kita pun bisa berkebun sendiri. Lahan yang masih luas bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai tanaman bermanfaat.
Selain itu, di desa kita akan menjumpai masyarakat dengan hubungan kekerabatan yang erat. Rata-rata penduduknya memang berasal dari keturunan sama, dan sangat sedikitnya pendatang dari daerah lain. Kalaupun ada, rata-rata mudah membaur juga karena tingginya jiwa sosial dan keramahan sikap warga desa.
Solidaritas sosial masyarakat di desa sangat kuat karena memiliki kesamaan ciri, sosial, ekonomi, budaya, dan tujuan hidup. Mereka memiliki kontrol sosial lewat norma dan nilai yang berlaku di tengah masyarakat. Setiap individu tergerak untuk menjaga norma yang ada.
Alam yang asri, kualitas udara terjaga, dan nilai sosial kemasyarakatan yang erat, juga mendukung pertumbuhan anak kita. Masa kanak-kanak dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sekuat orang dewasa, sebenarnya tidak cocok berada di kota yang udaranya berpolusi dan sanitasinya buruk.
Dr Adrian Morris, ahli pernapasan dari Inggris menyampaikan hasil penelitian bahwa anak yang tinggal di kota memiliki risiko terkena penyakit pernapasan, asma, dan infeksi lainnya. Beda dengan anak di desa yang lebih sering bersentuhan dengan alam sekitar, mereka jauh lebih sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Kalau kita mengingat sejarah hidup Nabi Muhammad ﷺ, di waktu bayi dititipkan di sebuah desa bernama Bani Sa'ad dalam perawatan ibu susunya, Halimah Sa'diyah. Orang-orang Arab terutama bangsawan Quraisy kota Mekah memiliki kebiasaan menitipkan bayi di perdesaan dengan tujuan agar dapat menghirup udara yang bersih dan terhindar dari penyakit-penyakit kota.
Selain itu, hidup di desa membuat anak-anak Arab belajar berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih. Begitupun Rasulullah ﷺ berkat didikan Halimah Sa'diyah mampu berbahasa dengan tutur kata indah, kemampuan yang sangat mendukung perannya kelak sebagai Nabi menyeru umat pada kebaikan.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda membanggakan asal-usulnya yang pernah disusui di perdesaan, “Aku adalah orang yang paling baik dalam berbahasa Arab dari kalian, aku adalah orang Quraisy, dan aku pernah disusui di perkampungan Bani Sa'ad ibn Bakar.”
Perantau yang lama meninggalkan kampung halaman biasanya akan merindukan masa-masa di desa. Tak jarang mereka akhirnya memutuskan kembali dan menetap di desa. Orang-orang seperti ini tentu tak perlu lagi mencari alasan memilih tinggal di desa. Karena desa adalah tempat terbaik di masa tua. Sebagaimana menjadi tempat terbaik di masa kecilnya.
Yes, aku juga milih tinggal di desa Om. Selain lebih bersih udaranya juga sosial masyarakatnya lebih bersahabat. Anak-anak juga lebih bebas bermain dengan ragam permainan yang variatif, dan nggak pegang hp melulu :)
BalasHapusSaya punya rumah di desa. Rumah saya dikelilingi oleh sawah. Udaranya masih segar dan pemandangannya indah sekali. SIang hari hijau menghampar dan malam hari kota Sukabumi terlihat jelas dengan cahaya yang bertaburan bak bintang. Betah banget tinggal disana
BalasHapusAku ingin hidup di desa tapi apalah daya. Semoga takdir membawaku hidup di desa yang aman dan tentram
BalasHapusHidup di desa adalah salah satu cita-cita yang ingin aku wujudkan. Kebayang suasana sejuk dan segarnya khas pedesaan. Palagi sekarang desa udah maju. Fasilitas sudah lengkap dan segala yang dibutuhkan ada. Mari pindah ke desa.
BalasHapusDesa ini memang jadi tempat andalan buat singgah karena memang menguntungkan dari segala aspek. Akan tetapi, kalau misal punya pekerjaan di kota ongkosnya lumayan berat hihi. Tapi, desa bisa jadi rumah idama ketika tua nantiii.
BalasHapusBisa dibilang, sekarang ini aku tinggal di desa, di dataran tinggi Sulawesi Utara. Rumah dikelilingi sawah, bukit, sejuk bgt suasananya emang. Tapi, desa orang tetap nggak senyaman desa sendiri, ya. Tetap rindu kampung.. 😁
BalasHapusDari kecil, aku juga pengen banget tinggal di desa. Setiap pulang kampung, rasanya sedih banget kalau harus balik lago. Ke kota.
BalasHapusCita2 banget nih bisa tinggal di desa yang bersih, sejuk, dan jauh dari hingar bingar kota yang ngga ada matinya. Pingin juga ya makan hasil ngramban, semua tinggal ambil di ladang lebih sehat pasti.
BalasHapusAku juga sih lebih seneng tinggal di desa kak... Kalau Liburan heheh. Dari segi kesehatan udara desa emang jauh lebih baik. Kalau sekarang pilih di kota dulu, Mungkin kalau tua nanti sih baru kepikiran menetap di sana hihi.
BalasHapusSetelah pernah menjadi perantau di Ibu Kota, jadi merasakan benar nikmatnya hidup di desa, dan yup, setuju sekali bahwa udara yang sejuk adalah salah satu alasannya, apalagi saya yang tinggal di bawah kaki Gunung Gede Sukabumi, suasananya memang adem dah
BalasHapusSama seperti saya sekarang, tinggal di desa di pinggiran kota, nah loh? Iya asli terasing dari kota, di ujungnya Tebing Tinggi, tapi enak sih, malam hari tuh adeem gitu, kalau pagi kicauan burung juga terdengar merdu, meski ya kalau mau berangkat kerja, perjalanannya lebih lama
BalasHapushmm dilema juga nih secara kalau tinggal di desa banyak yang haris dipertimbangkan, udara di desa memang lebih bersih l
BalasHapusRumah saya dulunya desa, namun seiring perkembangan zaman sudah makin kota. Senang campur sedih. Senang karena bisa menjadi bagian orang kota, namun sedih karena makin kurangnya pepohonan. Bersyukurnya, masih ada bukit dengan pepohonan hijan dan persawahan dekat rumah. kalau engen udara seger ke desa sebelah.
BalasHapussetuju sih, kayanya di desa memang bikin kualitas hidup lebih sehat ya :) alamnya masih terjaga dan nyari makanan sehat juga masih mudah ya :)
BalasHapus