MEDIA AN NUUR─Rabu, 9 November 2022, PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) Sukoharjo bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo menyelenggarakan rangkaian peringatan Hari Wayang Nasional 2022 di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo.
Hari Wayang Nasional sekaligus Hari Wayang Dunia, diperingati setiap tanggal 7 November. Peringatan Hari Wayang Nasional menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kecintaan dan melestarikan kesenian wayang.
Di antara rangkaian acara yang digelar sejak pagi hingga malam ini adalah parade wayang dengan menampilkan kebolehan dalang lintas generasi (12 dalang anak dan remaja) dan wayang wong (wayang orang). Puncaknya adalah penampilan dalang kondang Ki MPP Bayu Aji dan Ketua Pepadi Sukoharjo, Ki Kesdik Sukasdi, S.Sn pada malam harinya.
Penampilan tari jaranan BA Aisyiyah Sidowayah |
Membuka rangkaian acara, ditampilkan bermacam pertunjukan. Di antaranya kirab wayang kulit, pentas reog dan tari-tari tradisional yang ditampilkan oleh beberapa sekolah, sanggar seni, dan sanggar tari di Sukoharjo.
Dalam kesempatan peringatan Hari Wayang Nasional 2022 ini, BA Aisyiyah Sidowayah, Ngreco, Weru, berkesempatan untuk mempersembahkan penampilan anak-anak didiknya berupa tari jaranan.
Tari jaranan adalah salah satu tari tradisional khas daerah Provinsi Jawa Timur. Menurut sejarahnya, tarian ini sudah berumur ratusan tahun dan ditampilkan oleh para penari yang menunggangi kuda berbahan bambu (jaran kepang).
Banner peringatan Hari Wayang Nasional 2022 di Alun-Alun Sukoharjo |
alah satu versi cerita asal muasal tari jaranan ini diambil dari cerita yang melegenda di masyarakat tentang pernikahan antara Klono Sewandono dan Dewi Songgo Langit. Penari yang menggunakan properti kuda kepang merupakan gambaran dari rombongan prajurit berkuda yang mengiringi pasangan pengantin dari Kediri ke Wangker atau Ponorogo.
Penampilan anak-anak BA Aisyiyah Sidowayah ini dipimpin langsung oleh para bunda yang luar biasa, yakni Bunda Titik Haryani (kepala sekolah), Bunda Sumarsih, Bunda Suranti, Bunda Umi Zahrotun Nafiah, Bunda Winarsih, Bunda Dewi Masithoh, dan Bunda Ajeng.
Tari jaranan sukses ditampilkan secara kolosal oleh para siswa dan mendapat sambutan meriah dari para hadirin. Acara ini diharapkan bisa mengenalkan anak-anak pada budaya Jawa berupa tari-tarian dan wayang. Sehingga kesenian ini bisa lestari di masa mendatang.