MEDIA AN NUUR─Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengeluarkan maklumat NO. 01/MLM/I.1/E/2022 tentang Salat Gerhana Bulan pada 8 November 2022 (13 Rabiulakhir 1444 H). Peristiwa Gerhana Bulan Total akan terjadi pada pukul 17:17 WIB/18:17 WITA/19:17 WIT, dan berakhir pada pukul 19:49 WIB/20:49 WITA/ 21:49 WIT.
Takmir Masjid An Nuur Sidowayah menyelenggarakan salat gerhana bulan (khusuf) di masjid dengan imam dan khatib Ustaz Ibnu Ka'ab, S.Pd.I. Pelaksanaan setelah salat Magrib hingga menjelang azan Isya. Cuaca di luar masjid sedang gerimis ringan.
Pelaksanaan salat gerhana bulan |
Setelah pelaksanaan salat gerhana bulan, dilanjutkan khotbah. Dalam kesempatan ini, Ustaz Ibnu Ka'ab menyampaikan bahwa pelaksanaan salat gerhana bulan ini adalah salah satu syariat yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَا لنَّهَا رُ وَا لشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ ۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَا سْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Fussilat 41: Ayat 37)
Ustaz Ibnu Ka'ab mengingatkan bahwa matahari dan bulan hanyalah sekian kecil dari ciptaan Allah ﷻ. Maka tak ada alasan kita tidak mengakui kebesaran Allah ﷻ. Tak ada alasan untuk tidak menyembah Allah ﷻ sebagai pencipta semesta alam.
Ustaz Ibnu Ka'ab ajak renungkan peristiwa gerhana |
Ada yang mengaitkan gerhana dengan kematian seseorang atau akan datangnya bencana serta membawa kesialan. Padahal itu hanya satu kejadian alam yang memang sudah diatur Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ meluruskan pehamaman tentang gerhana sebagaimana disebutkan dalam hadis yang dimuat pada kitab at Targib wat Tarhib.
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرًاَيَتَانِ مِنْ اَيَاتِ اللَّهِ لَايَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍوَلَا لِحَيَاتِهِ فَاِذَارَأَيْتُمُوْ هُمَافَافْزَعُوْا إِلَى الصَّلَا ةِ فَصَلُّوْاوَاذْكُرُوااللَّهَ.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan itu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak terjadi gerhana karena matinya seseorang, dan tidak pula gerhana terjadi karena hidupnya manusia. Ketika kalian sudah melihat akan gerhana matahari dan gerhana bulan maka bersegeralah salat (khusuf). Maka salatlah dan zikirlah kepada Allah.”
Jemaah salat gerhana dengarkan khotbah |
Peristiwa gerhana adalah sebuah pembuktian dari salah satu ayat Al-Qur'an yang mengatakan bahwa matahari bersinar sedangkan bulan bercahaya. Semula tak ada yang mengerti perbedaan bersinar dan bercahaya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan maka perbedaan itu menemukan titik terang, bahwa ternyata matahari sebagai sumber cahaya sementara bulan hanya memantulkannya ke bumi.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus Ayat 5)
Rangkaian salat gerhana bulan diakhiri dengan berdoa bersama-sama. Semoga kita bisa mengambil ibrah dari peristiwa alam ini. Menjadikannya pengingat akan kebesaran kuasa Allah ﷻ. Mengingatkan diri betapa kecilnya kita di dunia fana ini.