MEDIA AN NUUR─Senin, 7 November 2022. Pengajian malam Selasa di Masjid An Nuur Sidowayah di bawah asuhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngreco. Malam ini pengajian disampaikan oleh Ustaz Wakhid Syamsudin. Pertemuan diawali dengan membaca Surat Al Fatihah dan melanjutkan membaca Surat Ad Dukhan (44) ayat 1 sampai 29.
Tema yang diangkat pada malam ini adalah bagaimana Al-Qur'an memberikan pengaruh pada kehidupan manusia. Bersyukur kita bisa menjumpai kitab suci umat Islam itu dengan mudah di sekitar kita. Apalagi adanya pengajian di tiap RT ataupun musala, membuat interaksi dengan Al-Qur'an semakin sering.
Al-Qur'an sebagai Mukjizat bagi Rasulullah yang Tak Lekang oleh Zaman
Sebagaimana kita tahu, para Nabi diberikan mukjizat oleh Allah yang tak bisa ditiru oleh manusia lainnya sehingga banyak yang percaya dan mengikuti ajaran yang dibawa. Namun, mukjizat para Nabi itu hilang dan tinggal cerita bersama dengan meninggalnya para utusan Allah itu.
مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ البَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ
“Tak ada satupun Nabi kecuali diberikan beberapa mukjizat yang tak bisa disamai oleh manusia sehingga manusia mau beriman. Namun, yang diberikan Allah kepadaku (Muhammad) itu wahyu dari Allah. Maka aku (Muhammad) minta agar dijadikan Nabi yang paling banyak pengikutnya.” (H.R Bukhari)
Kajian tentang pengaruh Al-Qur'an bagi kehidupan manusia |
Berbeda dengan Rasulullah Muhammad, meski sudah meninggal dunia, tapi mukjizat yang diturunkan Allah berupa Al-Qur'an tetap terjaga dan bisa dijumpai sampai akhir zaman. Bahkan Allah sendiri menjaga keasliannya.
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr 15: Ayat 9)
Di antara mukjizat Al-Qur'an yaitu memiliki atsar atau pengaruh bagi kehidupan manusia. Pengaruh luar biasa itu tak bisa dibantah, baik pengaruh atas lafalnya, kandungan maknanya, ataupun kecocokan isi Al-Qur'an dengan sains atau ilmu pengetahuan.
اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰ نَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَا لُهَا
“Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an, ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad 47: Ayat 24)
Ayat di atas menyebutkan bahwa orang yang tidak bisa merasakan pengaruh Al-Qur'an maka hatinya telah terkunci dan termasuk orang yang tak bisa berfikir menggunakan nalarnya.
Al-Qur'an Meluluhkan Hati yang Kufur dan Sesat
Al-Qur'an mampu meluluhkan hati manusia yang sebelumnya keras penuh kekufuran menjadi hati lembut yang mau menerima dan mengakui kebenaran Al-Qur'an.
Dalam lembaran sejarah, ada kisah Utbah bin Rabi'ah, tokoh musyrik yang diperintah untuk menemui Nabi Muhammad. Ketika bertemu Rasulullah, ia dibacakan awal Surat As-Sajdah oleh Sang Nabi.
الم . تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Alif Lam Mim. Turunnya Al-Qur'an itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan seluruh alam.” (QS. As-Sajdah 1-2)
Mendengar apa yang dibacakan Rasulullah, Utbah seketika berbalik pulang pada kaumnya. Kaummya kaget, ia pergi menemui Muhammad dengan wajah geram dan emosi, tapi kembali dengan wajah yang berbeda sama sekali. Itulah mukjizat Al-Qur'an yang meluluhkan hati yang keras.
Al-Qur'an Melembutkan Hati yang Keras
Al-Qur'an terbukti memiliki kemampuan melembutkan hati yang keras. Bahkan membuatnya jatuh bersujud dan menangis karena mendengar bacaannya.
قُلْ اٰمِنُوْا بِهٖۤ اَوْ لَا تُؤْمِنُوْۤا ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهٖۤ اِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلْاَ ذْقَا نِ سُجَّدًا
“Katakanlah (Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur'an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud,” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 107)
Kisah populer salah satu tokoh Quraisy yang terkenal garang dan galak memusuhi Islam serta menghalangi dakwah Rasulullah yaitu Umar bin Khattab. Dia keluar rumah hendak mencari Muhammad untuk membunuhnya.
Jemaah pengajian menyimak |
Di jalan, bertemu orang yang mengatakan untuk apa mengurusi Muhammad, padahal adiknya sendiri yang bernama Fatimah telah masuk Islam. Marah besarlah Umar. Lekas ia menuju rumah Fatimah dan menjumpai adiknya membaca sesuatu, maka ia kemudian memukulnya.
Umar lalu menyuruh Fatimah membaca lagi apa yang barusan dibacanya. Rupanya ia sedang membaca ayat Al-Qur'an yakni Surat Thaha ayat 1-4. Maka Fatimah membaca ulang di depan sang kakak.
طه (١) مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (٣) تَنزيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا (٤))
“Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” (Q.S Thaha 1-4)
Apa yang terjadi kemudian adalah sebuah keajaiban. Bacaan itu merasuk ke hati Umar dan melembutkan hati itu. Berimanlah Umar hingga menjadi salah satu pembela Islam. Namun, di tengah watak bengisnya, Umar menjadi sahabat Nabi yang paling mudah menangis saat membaca ataupun mendengarkan bacaan Al-Qur'an.
Demikianlah kemampuan luar biasa dari mukjizat Rasulullah berupa Al-Qur'an. Hanya manusia yang terkunci hatinya dari hidayah yang tak akan bisa merasakan betapa bacaan Qur'an sangat berpengaruh. Semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu berinteraksi dengan kitab suci kita ini. Menjadikannya cahaya di alam kubur melalui tiap lantunan yang kita baca selama hidup di dunia ini.