NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Hidup Sejahtera dengan Meneladani Hikmah dan Keistimewaan Nabi Yahya As

MEDIA AN NUUR─Dalam hidup ini kita mengalami masa anak, muda, dan dewasa. Ketika usia sudah 40 tahun ke atas maka kita akan mengalami masa krisis terkait kesehatan dan kejiwaan. Di mana daya tahan tubuh menurun dan tingkat stres meningkat.

Ustaz Yusuf Mustofa
Ustaz Yusuf Mustofa sampaikan tausiah

Masa di atas 40 tahun akan muncul gejala stres somatik, yakni serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan satu atau lebih gejala pada tubuh, seperti rasa sakit atau kelelahan. Kondisi yang menyebabkan seseorang mengeluhkan satu atau lebih gejala penyakit. Misalnya, rasa nyeri, sakit perut, sakit kepala, gangguan pernapasan, termasuk juga masalah seksual.

Selain itu, muncul berbagai stres ekonomi. Di mana pada usia di atas 40 tahun, maka akan melihat pencapaian-pencapaian orang lain dan menimbulkan rasa tidak syukur pada keadaan ekonomi sendiri.

Juga mulai merasakan stres psikologi di mana muncul kebosanan-kebosanan. Pada fase inilah sering muncul krisis dalam hubungan dengan pasangan lantaran kebosanan itu. Sehingga banyak kasus perselingkuhan karenanya. Menyikapi itu, maka pada usia ini kita perlu menyenangkan pasangan dengan kemesraan-kemesraan. Jangan mengabaikan dan meremehkannya.

Kita perlu mencontoh salah satu Nabiyullah, yakni Nabi Yahya As. Allah menyebut Nabi Yahya As dengan kata Sayyid (panutan).  Bahkan Al-Qur'an menyebutkan kesejahteraan bagi Nabi Yahya As, dari kelahiran hingga kematian dan dibangkitkannya.

ÙˆَسَÙ„ٰÙ…ٌ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙŠَÙˆْÙ…َ ÙˆُÙ„ِدَ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ ÙŠَÙ…ُÙˆْتُ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ ÙŠُبْعَØ«ُ Ø­َÙŠًّا

Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam 19: Ayat 15)

Apa saja keistimewaan Nabi Yahya As? Kita lihat pada ayat-ayat sebelumnya. Di situ disebutkan bahwa keistimewaannya adalah senantiasa dekat dan mempelajari kitab Taurat bahkan sejak kanak-kanak.

ÙŠٰÙŠَØ­ْÙŠٰÙ‰ Ø®ُØ°ِ الْÙƒِتٰبَ بِÙ‚ُÙˆَّØ©ٍ ۗ Ùˆَاٰ تَÙŠْÙ†ٰÙ‡ُ الْØ­ُÙƒْÙ…َ صَبِÙŠًّا 

Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak,” (QS. Maryam 19: Ayat 12)

Dalam Tafsir Ibn Katsir disebutkan, bahwa tidak seperti umumnya anak-anak sebayanya yang masih suka bermain-main. Yahya semasa kanak tidak suka bermain. Menurut riwayat Abdullah ibn Mubarak dari Ma’mar, saat seorang anak mengajak Yahya bermain, dia menolak dengan mengatakan, “Kita diciptakan bukan untuk bermain.”

Meneladani Nabi Yahya As adalah dengan senantiasa mendekatkan diri dengan kitabullah, kalau umat Nabi Muhammad adalah kitab Al-Qur'an. Membaca, mempelajari, dan senantiasa berusaha mengamalkan ajaran di dalamnya. Apalagi ketika usia kita sudah menua, mumpung masih diberi kesempatan. Hadir dalam pengajian adalah salah satu upaya untuk memahami kitab suci.

Selanjutnya, Nabi Yahya As senang menebarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama. Dia bersih dari dosa karena senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hidupnya selalu dihiasi ketakwaan.

ÙˆَّØ­َÙ†َا Ù†ًـا Ù…ِّÙ†ْ Ù„َّدُÙ†َّا ÙˆَزَÙƒٰوةً ۗ ÙˆَّÙƒَا Ù†َ تَÙ‚ِÙŠًّا 

dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa,” (QS. Maryam 19: Ayat 13)

Selanjutnya, Nabi Yahya As adalah anak yang berbakti pada kedua orang tuanya. Dia tidak sombong dan durhaka. Termasuk tidak sombong pada Allah ï·» dengan tak lupa berdoa kepada-Nya.

Ùˆَّبَرًّا بِۢÙˆَا Ù„ِدَÙŠْÙ‡ِ ÙˆَÙ„َÙ…ْ ÙŠَÙƒُÙ†ْ جَبَّا رًا عَصِÙŠًّا

dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka.” (QS. Maryam 19: Ayat 14)

Berbakti pada orang tua bisa kita lakukan ketika masih hidup ataupun ketika orang tua sudah tiada. Saat sudah meninggal, salah satunya berbakti dengan meneruskan kebiasaan baik yang dilakukan semasa hidup. Termasuk menyambung silaturahim pada sahabat-sahabatnya.

Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 27 November 2022 yang disampaikan oleh Ust. Yusuf Mustofa, SE, SH, MH (Dosen UMS, Mudir Ponpes Darul Arqam Ngemplak Boyolali).

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822