MEDIA AN NUUR─Jumat, 14 Oktober 2022, bakda Isya di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige), kembali dilaksanakan pengajian rutin malam Sabtu. Diselenggarakan oleh Korps Mubaligh Muhammadiyah Cabang Weru. Malam ini kajian disampaikan oleh Ustaz Arif Fahrudin mengangkat tema tentang sihir.
Praktik Sihir di Indonesia
Zaman semakin modern, tapi praktik perdukunan di Indonesia malah semakin banyak merebak. Orang yang memanfaatkannya bukan hanya kalangan rakyat jelata, justru para pejabat yang notabenenya orang berpendidikan.
Sempat heboh dan viral munculnya seorang pemuda yang menyebut diri sebagai Pesulap Merah yang membongkar praktik-praktik perdukunan yang menggunakan trik sulap. Pesulap Merah bahkan pernah bilang bahwa seluruh dukun di manapun hanya ada 2 macam, kalau bukan dukun kibul maka dukun cabul.
Ustaz Arif Fakhrudin sampaikan kajiantentang sihir. |
Di Indonesia penggunaan sihir malah difasilitasi orang-orang berpendidikan. Bahkan sekelas menteri menggunakan jasa dukun untuk mengamankan acara besar yang diselenggarakan.
Betapa miris manakala ada ajang balap berskala internasional yang diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Mandalika, panitianya menggunakan jasa dari pawang hujan. Itu termasuk sihir yang sangat membodohkan.
Sihir Tak Sekadar Haram, tapi Dosa Besar
Dalam ajaran Islam, sihir bukanlah perkara kecil, melainkan sebuah dosa besar. Sihir termasuk dosa besar karena seorang tukang sihir telah melakukan kekufuran kepada Allah ﷻ.
Sihir itu suatu kejadian yang terjadi dengan sebab yang tak tampak. Tak jelas penyebabnya tapi terjadi. Misal tiba-tiba kepalanya sakit dan tak juga hilang. Bisa jadi itu akibat sihir. Termasuk penyakit yang diperiksakan ke dokter tapi dokter tak bisa mendeteksi penyakitnya, bisa jadi itu akibat sihir.
Contoh lain, seorang suami yang baik-baik saja mendadak di mata sang istri seperti terlihat menakutkan. Atau sebaliknya, suami melihat istri seperti hantu. Bisa jadi itu pun pengaruh sihir.
Sihir yang dilarang Islam adalah suatu mantra-mantra atau ritual yang dilakukan ahli sihir dengan bantuan setan untuk mendapatkan layanan tertentu. Mantra ada yang menggunakan bahasa Jawa, bahasa Arab, atau bahasa apapun yang tak jelas apa artinya, yang intinya mengundang setan.
Bahkan ada juga penggunaan zikir-zikir yang dibaca dengan tidak lazim, misal baca Surat Yusuf jam 1 malam tanpa pakaian, di kamar mandi dengan air kembang. Atau membaca zikir dengan jumlah aneh misal 1451 kali. Ini juga wasilah untuk mendapatkan sihir.
Jin Ada yang Saleh dan Ada yang Kafir
Setan adalah sifat pembangkangan pada Allah, yang bisa merasuki manusia maupun jin. Jadi perlu kita ketahui, bahwa jin itu ada yang saleh dan ada yang kafir. Sebagaimana termaktub dalam ayat berikut ini.
وَأَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذٰلِكَ ۖ كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jinn: Ayat 11)
Pada ayat awal Surat Al-Jinn dikisahkan tentang sekumpulan jin yang merasa takjub dengan bacaan Al-Qur'an sebagai petunjuk jalan yang benar dan mereka mengimaninya.
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوٓا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا . يَهْدِىٓ إِلَى الرُّشْدِ فَئَامَنَّا بِهِۦ ۖ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا
“Katakanlah (Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan), lalu mereka berkata, Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur'an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan menyekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami.” (QS. Al-Jinn: Ayat 1-2)
Kisah Rasulullah Terkena Sihir
Apakah sihir itu ada? Apakah yang namanya santet dan pelet benar-benar ada? Ternyata benar-benar ada. Bahkan ada diceritakan dalam sejarah, bahwa Rasulullah ﷺ pernah terkena serangan sihir.
Orang-orang Yahudi menunjukkan kebencian pada Rasulullah ﷺ dengan mengirimkan sihir. Namun sihir mereka ternyata tidak mempan pada Rasulullah ﷺ. Akhirnya orang-orang Yahudi itu minta tolong pada tukang sihir Yahudi terhebat bernama Labid bin al-A’sham.
Labid bin al-A'sham diminta untuk menyihir Rasulullah ﷺ dengan imbalan tiga dinar. Labid melancarkan sihir dengan media 11 helai rambut Rasulullah ﷺ dari sisir yang beliau pakai. Rambut itu diletakkan di kulit mayang kurma jantan, lalu ditimbun dibawah bongkahan batu di sumur Dzarwan.
Rasulullah ﷺ merasa lemah selama 6 bulan sampai 1 tahun dan tak menyadari bahwa beliau terkena sihir. Beliau sering merasa melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya.
Hingga suatu kali ketika Rasulullah ﷺ tertidur datanglah Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail. Mikail mengatakan pada Jibril bahwa beliau terkena sihir. Jibril meruqyah dengan Surat Al Falaq dan An Nas yang jumlah ayatnya ada 11. Setiap ayat dibaca lepaslah setiap jin yang ditempatkan di tiap helai rambut itu.
Hikmah dari peristiwa Rasulullah ﷺ terkena sihir adalah kita jadi tahu bagaimana cara mengobati orang yang mendapat sihir, yakni dengan meruqyah menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Tentu dengan memohon pada Allah agar dilepaskan dari segala pengaruh sihir.
Hukum Islam untuk Pelaku Sihir
Perlu ditegaskan lagi, mempelajari sihir, apapun alasannya, adalah terlarang, termasuk dosa besar dan bahkan diancam dengan kekufuran. Semakin besar kekufuran yang dilakukan ahli sihir, maka semakin banyak layanan setan yang diberikan untuknya.
Jangan sekalipun bermain-main dengan sihir. Orang yang mengikat perjanjian dengan setan tak akan pernah mereka lepaskan. Bahkan, ahli sihir yang bertaubat, ia tak akan begitu saja dilepaskan oleh setan. Setan akan selalu mengganggunya di manapun berada, bahkan juga mengganggu anak turunnya.
Imam adz-Dzahabi menyebut sihir sebagai dosa besar dan orang yang belajar sihir menjadi orang kafir karena menyembah setan. Tidaklah para setan mengajarkan sihir kepada manusia melainkan dengan tujuan agar manusia menyekutukan Allah ﷻ.
Penyihir disebut kufur karena mengaku tahu hal gaib, padahal hanya Allah ﷻ saja yang tahu akan hal gaib. Ahli sihir mengaku tahu apa yg akan terjadi di masa depan (meramal) maka itu adalah kekufuran.
Umar bin Khattab RA di akhir kekhalifahannya mengirimkan surat kepada para gubernur, sebagaimana yang dikatakan oleh Bajalah bin ‘Abadah RA. Bunyinya, “Hendaklah kalian (para pemerintah gubernur) membunuh para tukang sihir, baik laki-laki ataupun perempuan”. (Hadis dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Dalam kisah Umar di atas disimpulkan hukuman ahli sihir adalah hukuman mati. Surat Umar itu juga mengisyaratkan bahwa menjadi kewajiban pemerintah tatkala melihat benih-benih kekufuran, untuk memeranginya dan memperingatkan masyarakat tentang bahaya kekufuran tersebut, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab RA. Bukan malah sebaliknya, memberi fasilitas bagi eksistensi mereka.
Demikian penyampaian Ustaz Arif Fahrudin tentang sihir yang ternyata sangat berbahaya dampaknya bagi keimanan kita. Dengan mengetahui hakikat sihir maka mari kita jauhi praktik-praktik yang bisa menjadikan kita kufur tersebut.