MEDIA AN NUUR─Jumat, 16 September 2022, bakda Isya di Gedung Muhammadiyah Kalisige, kembali dilaksanakan pengajian rutin malam Sabtu. Diselenggarakan oleh Korps Mubaligh Muhammadiyah Cabang Weru. Malam ini Kajian Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) disampaikan oleh Ustaz Imam Waladi, M.Ag.
Istimewa dalam persyarikatan Muhammadiyah memiliki Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang merupakan seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Al-Qur'an dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridai Allah ï·».
Dalam kehidupan setiap hari, kita tentu berhubungan dengan tetangga. Nah, bagaimana sebagai warga Muhammadiyah agar bisa menjadi tetangga yang baik? Jadi tak sekedar mengharapkan memiliki tetangga yang baik, melainkan bagaimana kita sendiri yang menjadi tetangga baik bagi orang lain.
Ustaz Imam Waladi sampaikan Kajian PHIWM |
Kehidupan bertetangga menjadi satu bahasan yang tertulis dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang diputuskan pada Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Tentu saja pedoman ini berdasarkan kepada ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah Muhammad ï·º.
Salah satu poinnya menyatakan, Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesama muslim maupun dengan non-muslim.
Warga Muhammadiyah sudah memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam bermasyarakat. Tak perlu diajari. Maka wajar saja kalau Muhammadiyah bisa diterima dengan baik di mana saja berada. Tak hanya tetangga sekitar rumah, Muhammadiyah bisa diterima di negara lain, sehingga bisa mendirikan cabang-cabang di luar negeri.
PHIWM juga mengajarkan agar setiap keluarga dan anggota keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan keteladanan dalam bersikap baik kepada tetangga, memelihara kemuliaan dan memuliakan tetangga.
Warga Muhammadiyah mestilah bermurah hati kepada tetangga yang ingin menitipkan barang atau hartanya, menjenguk bila tetangga sakit , mengasihi tetangga sebagaimana mengasihi keluarga dan diri sendiri.
Kita pun harus bisa menyatakan ikut bergembira dan senang hati bila tetangga memperoleh kesuksesan. Sebaliknya, mampu menghibur dan memberikan perhatian yang simpatik bila tetangga mengalami musibah atau kesusahan. Termasuk di antaranya adalah melayat bila ada tetangga meninggal dan ikut mengurusi sebagaimana hak-hak tetangga yang diperlukan.
Warga Muhammadiyah harus memiliki sikap pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah. Jangan selidik-menyelidiki keburukan-keburukan tetangga. Itu sangat tidak baik untuk hubungan sosial sesama.
Hal kecil yang tak boleh kita lewatkan adalah membiasakan memberikan sesuatu seperti makanan dan oleh-oleh kepada tetangga. Biasakan jangan menyakiti tetangga, senantiasa bersikap kasih sayang dan lapang dada, menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela.
Kita biasakan berkunjung, saling tolong menolong, dan melakukan amar makruf nahi munkar dengan cara yang tepat dan bijaksana. Dengan demikian maka kita telah berupaya menjadi tetangga baik untuk orang di sekitar kita. Dan memang harus begitulah sebagai warga Muhammadiyah.
Kemudian dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan adil, mereka berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga, memberi makanan yang halal dan boleh pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara toleransi sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan agama Islam.
Sedemikian luas cara berpikir Muhammadiyah dalam mengedepankan kebaikan bersama. Muhammadiyah selalu berdakwah dengan cara mencerahkan dan menggembirakan. Sehingga wajar dalam kesempatan Muktamar ke-48 di Solo nanti, Muhammadiyah mengangkat tagline tema besar: “Muhammadiyah memajukan Indonesia mencerahkan semesta.”
Demikian salah satu bahasan tentang bagaimana hidup bertetangga yang diatur dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Berawal dari hubungan baik dalam bertetangga maka akan terbentuklah masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sumber materi dan foto: akun FB Sarwiji Majid