MEDIA AN NUUR─Orang beriman senantiasa meyakini bahwa kelak akan kembali kepada Allah ﷻ sehingga setiap waktu berusaha berbuat kebaikan. Kebaikan itulah yang akan menjadi bekal menghadap kepada-Nya kelak.
Orang yang akan diterima amal ibadahnya adalah yang memiliki hati yang bersih dan suci. Semua yang dikerjakan oleh anggota tubuh adalah perintah dari hati kita.
ُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Dari Amir berkata; aku mendengar An Numan bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari)
Imam Al-Ghazali membagi 3 macam jenis hati, yakni hati yang sehat, hati yang mati, dan hati yang sakit. Hati seperti apakah yang kita miliki? Sehat, mati, ataukah sakit?
Ustaz Yuli Fajar sampaikan khotbah Jumat |
Hati yang sehat adalah hati selalu mematuhi perintah Allah ﷻ dan inilah hati yang terbaik. Agar hati selalu sehat, maka harus berhati-hati dengan perbuatan perusak amal. Perusak amal ibadah ada 2 yakni cinta duniawi dan keinginan dipuji orang lain.
Dunia bukanlah ukuran keberhasilan ibadah seorang hamba. Artinya, ketika kita jadi ahli ibadah maka tak berarti kita akan kaya di dunia, tak berarti juga kita akan miskin di dunia. Tak ada korelasi tanda ketakwaan dengan keadaan keduniaan kita. Bahkan banyak orang kafir yang berlimpah kekayaan dunia.
Jenis hati kedua adalah hati yang mati. Hati ini dalah hati orang kafir yang tidak tahu siapa yang menciptakan. Juga tak tahu akan ke mana ia setelah mati. Hati mati tak bisa dinasihati apapun dan siapapun. Ia telah dikunci oleh Allah ﷻ dari hidayah.
Terakhir, hati yang sakit. Hati sakit adalah hati yang dipenuhi rasa benci, dengki, iri, dan sebagainya. Hati sakit bisa menggugurkan amal kebaikan kita. Hati yang sakit bisa ditandai dengan adanya rasa senang melihat orang lain susah dan merasa susah melihat orang lain senang.
Marilah kita jaga agar hati kita selalu sehat, dijauhkan dari penyakit hati. Dengan hati yang sehat itulah kita akan bisa menjadi muslim yang taat dan patuh para perintah Allah ﷻ dan bisa menjauhi larangan-Nya.
Agar hati jauh dari penyakit maka hadirilah majelis taklim. Jauhi perbuatan yang dilarang Allah. Kemudian, perbanyak tobat nasuha dengan memohon ampunan kepada Allah ﷻ. Perbanyak istigfar.
Dekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan menjalankan sunah dari Rasulullah ﷺ. Dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad ﷺ dengan penuh rasa cinta, maka Allah ﷻ pun akan sayang kepada kita.
Ringkasan Khotbah Jumat, 2 September 2022 di Masjid An Nuur Sidowayah yang disampaikan oleh Ustaz Yuli Fajar Prayitno.