MEDIA AN NUUR─Puasa sunah menjadi pilihan sebagian besar kaum muslimin untuk peningkatan ibadah. Bermacam jenisnya bisa dilaksanakan menyesuaikan kesanggupan. Semakin banyak yang dipilih tentunya semakin bagus karena memang sarat dengan keutamaan.
Terlebih pasca melalui bulan Ramadan di mana setiap harinya dibiasakan berpuasa. Sesuatu yang sudah terbiasa akan terasa ringan untuk dikerjakan. Jangan sampai berakhirnya Ramadan berakhir pula ibadah puasa kita. Kita bisa menyambung dengan puasa sunah.
Kita baru saja meninggalkan tahun 1443 H dan mulai masuk tahun baru 1444 H. Momentum yang tepat untuk muhasabah diri. Apa yang sebaiknya kita koreksi pada amalan ibadah kita dan apa yang harus ditingkatkan. Menambah amal sunah bisa jadi prioritas menyambut tahun baru hijriah.
Allah Menyukai Hamba yang Memelihara Puasa Sunah
Sebagaimana kita tahu, Allah ﷻ menciptakan jin dan manusia untuk beribadah. Maka tak ada yang lebih disukainya pada diri makhluk kecuali istikamahnya dalam beribadah. Ibadah ada yang berhukum wajib, ada pula yang bernilai sunah.
Ibadah wajib adalah jenis amalan yang harus dikerjakan oleh umat Islam, berpahala kalau melaksanakannya. Jika sampai ditinggalkan tanpa alasan syar'i maka mendapatkan dosa. Contohnya salat fardu 5 waktu dan puasa Ramadan.
Sementara ibadah yang bernilai sunah merupakan perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa atau tidak ada dosa baginya. Contohnya salat tahajud, salat duha, puasa Senin-Kamis, dan sebagainya.
Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ mengatakan bahwa Allah ﷻ berfirman dalam sebuah hadis qudsi:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Dan hamba-Ku itu terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah sampai Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)
Kaum muslimin yang senantiasa melakukan ibadah sunah mengiringi amalan wajib yang dikerjakannya, maka akan mendapatkan kecintaan dari Allah ﷻ. Jika Allah ﷻ mencintai hamba tersebut maka akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah ﷻ juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya doa.
3 Macam Puasa Sunah yang Bisa Kita Amalkan Secara Rutin
Rasulullah ﷺ memberikan contoh teladan berupa amalan puasa sunah, yang dengannya bisa menyempurnakan amalan wajib kita. Puasa sunah inilah yang bisa kita jadikan amalan untuk meningkatkan ibadah pada Allah ﷻ.
1. Puasa Senin-Kamis
Dinamakan puasa Senin-Kamis karena pada dua hari itulah Rasulullah ﷺ melaksanakan puasa sunah pekanan. Puasa Senin-Kamis ini banyak dipilih umat Islam menjadi amalan rutin untuk meningkatkan ibadah.
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)
2. Puasa Tanggal 13, 14, dan 15 Bulan Hijriah
Amalan ini biasa disebut dengan puasa ayyamul bidh yang dilaksanakan berturut. Sebenarnya tak harus tanggal 13, 14, 15, tapi bisa pada urutan lain misal tanggal 1, 2, 3 atau 7, 8, 9. Hanya memang lebih utama tanggal 13, 14, 15 tiap bulan hijriah.
إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi dan An Nasai)
3. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan dengan cara sehari puasa sehari tidak, begitu berterusan. Ini adalah amalan yang Rasulullah ﷺ ajarkan berdasar amal yang dilakukan Nabi Daud As.
أحَبُّ الصِّيَامِ إلى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَأحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى اللهِ صَلاةُ دَاوُدَ: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ الليل، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَكَانَ يُفْطِرُ يَوْمًا وَيَصُوْمُ يَوْمًا
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah 3 macam puasa sunah yang bisa kita lakukan secara rutin sepanjang tahun. Selain ketiga puasa sunah tersebut, ada juga puasa sunah pada momen tertentu sesuai ajaran Rasulullah ﷺ misalnya puasa 10 Muharam, puasa 9 Dzulhijjah, dan 6 hari di bulan Syawal.
Nah, dari ketiga macam puasa sunah tersebut manakah sekiranya yang ingin kita jadikan amalan rutinitas sepanjang usia? Manapun yang dipilih, dengan menjaganya menjadi amal yang istikamah maka Allah ﷻ akan mencintai kita.
Semoga bisa menjalankan dengan penuh istikamah. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin 🤲🤲🤲
BalasHapusAamiin...
Hapus