Kajian Tafsir Ali Imran Ayat 26, Bagaimana Nikmat Allah Itu Datang dan Pergi

MEDIA AN NUUR─Jumat, 26 Agustus 2022 bakda Isya. Kajian Malam Sabtu Korps Mubaligh Muhammadiyah Cabang Weru di Gedung Dakwah Kalisige. Malam ini kajian tafsir tematik Surat Ali Imran ayat 26 disampaikan oleh Ustaz M. Saefudin, Lc. M.Ag, mudir Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen.

Ustaz Saefudin sampaikan kajian

قُلِ اللَّهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran: Ayat 26)

Ayat ini mengajak mengagungkan Allah ﷻ, mensyukuri segala karunia-Nya, berserah diri, dan bertawakal kepada-Nya. Allah ﷻ sajalah yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu. Apabila Dia berkehendak pasti terjadi, dan apabila tidak berkehendak pasti tidak akan terjadi.

Surat Ali Imran ayat 26 ini juga mengandung peringatan sekaligus bimbingan bagi Rasulullah ﷺ dan umat ini untuk mensyukuri nikmat Allah ﷻ, karena Dia telah mengalihkan kenabian dari Bani Israil kepada Nabi yang berkebangsaan Arab, bersuku Quraisy, yang ummi dan berasal dari Makkah, dan penutup bagi seluruh Rasul, sekaligus menjadi Rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia dan jin.

Jemaah menyimak kajian

Dalam tafsir Al Qurtubi diriwayatkan, suatu ketika Nabi berdoa dan didengar orang banyak, agar Persia dan Romawi bisa ditaklukkan oleh umat Islam. Orang Yahudi dan munafikin menganggap itu hanya mimpi. Akhirnya turunlah ayat tersebut di atas.

Surat Ali Imran ayat 26 menjelaskan bahwa mudah saja bagi Allah ﷻ memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki dan mencabutnya begitu saja. Termasuk berkuasanya Persia dan Romawi, tak ada yang mustahil bagi Allah ﷻ.

Suasana pengajian malam Sabtu

Allah ﷻ akan memberikan nikmat pada hamba yang bersyukur dan mencabut nikmat ketika hamba-Nya kufur. Allah ﷻ juga memberi nikmat kepada orang kufur tapi sebagai istidraj.

Istidraj adalah bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan, atau merasa terhindar dari hukuman. Padahal hakikatnya adalah pancingan untuk melakukan pelanggaran yang lebih besar, sehingga sanksi yang diterima kelak juga lebih besar. Allah ﷻ membiarkan dengan tidak menyegerakan azab.

Demikian sekilas ringkasan kajian tafsir tematik dari Surat Ali Imran ayat 26 tentang bagaimana nikmat Allah ﷻ itu datang dan pergi. Semoga kita menjadi hamba yang pandai mensyukuri nikmat pemberian-Nya.

Share This Article :