MEDIA AN NUUR─Senin, 25 Juli 2022. Pengajian rutin malam Selasa di Masjid An Nuur Sidowayah. Malam ini diasuh oleh Ustaz Ibnu Ka'ab, kepala TPQ An Nuur. Diawali melanjutkan tilawah Al-Qur'an masuk Surat Asy Syura (42) ayat 11 sampai 15.
Kita hendaklah mensyukuri nikmat. Seringkali kenikmatan itu abai kita syukuri. Salah satu cara mengingatkan kita pada kenikmatan itu adalah dengan melihat orang lain yang tak diberi kenikmatan seperti kita. Dengan begitu akan timbul rasa syukur dalam hati kita.
Ustaz Ibnu Ka'ab sampaikan kajian |
Ustaz Ka'ab menyampaikan tentang menjaga sunnah Rasulullah ﷺ dan adab-adabnya yang termaktub dalam kitab Riyadhus Shalihin bab 16. Diawalinya dengan membacakan firman Allah ﷻ dalam kitab suci Al-Qur'an.
وَمَآ ءَاتٰىكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr: Ayat 7)
Jemaah ibu-ibu |
Rasulullah ﷺ dalam berkata dan bertindak tentunya tidak berdasarkan hawa nafsu, bukan kemauannya sendiri, melainkan berdasar wahyu dari Allah ﷻ yang diturunkan padanya. Jika mencintai Allah ﷻ maka ikutilah Rasulullah ﷺ. Dalam diri Rasulullah itu terdapat keteladanan yang baik.
عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي اللَّه عنه عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : «دَعُونِي ما تَرَكتُكُمْ: إِنَّما أَهْلَكَ من كَانَ قبْلكُم كَثْرةُ سُؤَالِهمْ ، وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبيائِهمْ، فَإِذا نَهَيْتُكُمْ عنْ شَيْءٍ فاجْتَنِبُوهُ ، وَإِذا أَمَرْتُكُمْ بأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ ما اسْتَطَعْتُمْ » متفقٌ عليه .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Tinggalkanlah apa yang saya tinggalkan untukmu semua -maksudnya: Jangan ditanyakan apa yang tidak saya terangkan kepadamu semua, karena sesungguhnya yang menyebabkan kerusakan orang-orang (umat) yang sebelumnya itu ialah sebab banyaknya mereka bertanya-tanya ─yang tidak berfaedah─ lagi pula mereka suka menyalahi kepada Nabi-nabi mereka. Oleh sebab itu jikalau saya melarang padamu akan sesuatu hal, maka jauhilah itu dan jikalau saya memerintah padamu semua akan sesuatu perkara, maka lakukanlah itu sekuat usahamu.” (Muttafaq ‘alaih)
Isi yang terkandung dalam hadis tersebut adalah, sesuatu yang merupakan larangan, maka sama sekali jangan dilakukan, tetapi kalau berupa perintah, berusahalah melakukan sedapat-dapatnya dan jangan putus asa untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Kandungan hadis ini menyebutkan kita wajib taat pada pemimpin-pemimpin kita yang memegang pemerintahan, apabila mereka itu tetap menjalankan pemerintahan sebagaimana yang diridhai oleh Allah ﷻ. Meskipun pemimpin itu dari kalangan yang terbelakang dalam status sosial.
Jemaah bapak-bapak |
Kita harus berpegang teguh pada ajaran Nabi dan apa yang diteruskan Khulafaur Rasyidin. Jangan sampai kita melakukan perkara bid'ah yang tak berdasar pada ajaran Rasulullah ﷺ.
عَنْ أَبِي هريرة رضي اللَّه عنه أَن رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : كُلُّ أُمَّتِي يدْخُلُونَ الْجنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبِي » . قِيلَ وَمَنْ يَأَبى يا رسول اللَّه ؟ قالَ : « منْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجنَّةَ ، ومنْ عصَانِي فَقَدْ أَبِي » رواه البخاري .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Semua umatku itu dapat memasuki syurga, melainkan orang yang enggan -tidak suka.” Beliau ditanya: “Siapakah orang yang enggan itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia dapat memasuki syurga dan barangsiapa yang bermaksiat padaku –menyalahi ajaranku, maka dialah orang yang benar-benar enggan.” (Riwayat Bukhari)
Semoga hadis-hadis ini bisa mengingatkan kita untuk selalu berpegang teguh dengan apa yang Rasulullah ﷺ ajarkan. Jangan sampai ada rasa enggan menjalankan sunnah agar kelak kita termasuk sebagai umat Nabi yang dijanjikan masuk surga.
Terlebih sebagai warga Muhammadiyah yang sejatinya adalah pengikut Nabi Muhammad ﷺ maka kita harus memaksimalkan usaha dalam mengamalkan setiap sunnah yang diajarkannya. Sekaligus menjauhi amalan yang tanpa dasar sehingga tak terjebak pada bid'ah yang menyesatkan.