MEDIA ANNUUR─Ciri-Ciri Orang Bertakwa Menurut Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 134. Pengajian rutin malam Selasa yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngreco di Masjid An Nuur Sidowayah kembali dimulai lagi setelah libur selama bulan suci Ramadan 1443 H. Seperti biasa yang mengisi taushiah adalah Ustaz Danuri. Pengajian dimulai dengan bersama membaca Al-Qur'an surat Gafir (40) ayat 68 sampai 77.
“Bulan puasa sudah berlalu, jangan sampai amal ibadah kita turut berakhir,” kata Ustaz Danuri mengawali taushiah. “Semoga kita dipertemukan dengan Ramadan pada tahun yang akan datang, aamiin.”
Ustaz Danuri sampaikan taushiah |
Ustaz Danuri mengingatkan kembali tujuan Allah Swt memerintahkan umat mukmin berpuasa. “Yakni agar kita bertakwa,” ungkap beliau.
Selanjutnya, beliau menyampaikan firman Allah yang memberikan gambaran tentang seperti apakah orang yang termasuk golongan bertakwa itu. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali 'Imran: Ayat 134)
“Kalau diibaratkan puasa itu seperti anak sekolah, meski gurunya sama, ternyata hasilnya beda-beda. Ada yang dapat nilai 10, 9, 5, dan sebagainya,” kata Ustaz Danuri. “Bahkan ada yang putus sekolah, tidak sampai lulus.”
Menurut beliau, banyak sekali umat Islam yang rajin ibadah selama Ramadan ternyata usai bulan puasa berakhir pula kerajinannya beribadah. Merugilah yang setelah Ramadan malah makin menurun kebaikannya.
Peserta pengajian ibu-ibu |
Dalam ayat di atas disebutkan ciri orang bertakwa. Yang pertama, gemar berinfak di kala berpunya ataupun sedang diuji kekurangan. “Kebiasaan memberi terbentuk sejak Ramadan. Saat lapang maupun sempit juga bisa bermakna, lapang-sempitnya hati, memberi tak hanya pilih kasih pada orang yang disenangi saja.”
Kalau dalam pemerintahan, maka para pemimpin memberikan bantuan pada rakyat tak melihat apakah dulu itu saat pemilihan menjadi pendukung atau bukan. Sikap takwa akan melapangkan hati para pemimpin dalam memberikan kebaikan para rakyat.
“Ciri orang bertakwa yang kedua adalah mampu menahan amarah. Sikap ini tentu susah kalau kita tak terbiasa menahannya. Ramadan telah mengajarkan kita menahan marah,” kata Ustaz Danuri. “Kita harus mampu mengerem diri saat marah.”
Bapak-bapak anggota setia pengajian |
Orang yang jika marah tidak bisa menahan diri maka akan merusak hubungan dalam bermasyarakat. “Marah itu manusiawi, mengeremnya menjadi tanda takwa.”
Selanjutnya, tanda orang bertakwa ketiga adalah memaafkan kesalahan orang lain. “Momen Idulfitri kita terbiasa saling maaf-memaafkan. Jika tak ada ketakwaan maka akan sulit kita memaafkan kesalahan orang lain pada kita.”
Semakin bertambah usia semakin baik akhlak dan ibadahnya maka akan mengantar kita pada akhir yang baik atau husnul khatimah. Sebaliknya, jika bertambah umur kita makin banyak memusuhi orang dan enggan melaksanakan ibadah, maka itu menjadi penanda kelak akan berakhir buruk atau su’ul khatimah.
“Sudah berulang kali Ramadan kita lalui, sudah seharusnya kita membentuk diri semakin menjadi baik,” kata Ustaz Danuri mengakhiri taushiah.