MEDIA ANNUUR─Yuk, Raih Lailatul Qadar dengan Memaksimalkan Ibadah di 10 Malam Terakhir Ramadan. Kebenaran itu datang dari Tuhan, janganlah kita menjadi orang yang ragu. Manusia itu tempatnya salah dan lupa, maka sangat perlu bagi kita untuk saling mengingatkan. Terutama mengingatkan kembali tujuan manusia diciptakan.
Allah Swt memerintahkan kita saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kesabaran dalam 3 macam jenisnya: Sabar di dalam taat; Sabar dalam menjauhi maksiat; dan Sabar dalam menghadapi musibah.
Ustaz Burhan Sodiq sampaikan taushiah |
Ramadan yang sama, puasa sama sahur sama beribadah sama, tapi hasil akhir bisa berbeda. Jika di awal Ramadan masih berantakan dalam beribadah, masih ada kesempatan di 10 hari terakhir untuk memperbaiki. Rasulullah Saw memberikan contoh menghias malam dengan banyak kebaikan dan memperbanyak sedekah menjelang berakhirnya bulan suci.
Dalam sebuah hadis disebutkan:
Dari Aisyah Ra berkata, “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR Muslim)
Mengencangkan ikat pinggang merupakan kinayah yang artinya menjauhi istri-istrinya dan menyibukkan diri dengan ibadah. Rasulullah Saw membangunkan keluarganya, mengingatkan untuk tidak menyia-nyiakan hari-hari akhir Ramadan.
Jamaah di dalam gedung |
Kita tahu di 10 malam terakhir ada satu malam bernilai seribu bulan, yakni malam lailatul qadar. Semua mukmin pasti bertemu lailatul qadar. Ada yang bertemu lailatul qadar saat salat malam, saat sedekah, saat iktikaf, dan banyak yang bertemu malam seribu bulan itu saat ngobrol di angkringan, tiduran di rumah, dan sebagainya.
Jamaah di luar gedung |
Selain memaksimalkan ibadah, jangan lupa menghindari perbuatan yang bisa mengurangi bahkan merusak pahala berpuasa di bulan Ramadan berikut ini:
1. Berbohong
2. Melakukan perbuatan tidak bermanfaat
3. Bicara kotor atau jorok atau mesum
4. Suka memancing emosi orang lain
Allah Swt mengetahui siapa saja hamba-Nya yang beribadah dengan kesungguhan. Dia tahu siapa yang masih perhitungan dalam bersedekah. Momentum Ramadan selayaknya kita manfaatkan agar benar-benar menjadi hamba yang takut pada Allah Swt. Taat dengan sebenarnya. Menjadi bermanfaat untuk sesama dengan keikhlasan berderma.
Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kalisige pada 24 April 2022 yang disampaikan oleh Ust.Burhan Sodiq (Solo)