NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Syawal Bulan Fitrah

Waktu begitu cepat berputar, ya, Teman. Sepertinya baru kemarin kita berpuasa di hari pertama bulan Ramadhan, eh sekarang sudah Lebaran. Hm…, bersyukur sekali ya, kita masih diberi umur panjang hingga masih bisa merasakan bulan Syawal.

Teman, pasti kalau mendengar bulan Syawal, pikiran kalian tidak jauh dari Lebaran. Ya, Lebaran memang menyenangkan hampir menurut semua orang. Tidak cuma anak kecil lho, tapi katanya orang dewasa juga ikut bergembira menyambut Lebaran. Benar tidak, ya? Yang pasti bagi kita Lebaran itu sangat-sangat menyenangkan.

Teman, kalau kita membicarakan Lebaran atau bulan Syawal, kita juga pasti akan berpikir tentang fitrah atau banyak yang mengucapkannya menjadi ‘pitrah’. Hm…, Teman pasti sudah membayangkan lembaran uang yang masih baru, kan? Ya, fitrah di usia anak memang sesuatu yang menyenangkan. Beruntung, ya, ada tradisi unik yang hebat seperti ini. Hayo, Lebaran kemarin kalian dapat berapa banyak ‘fitrah’-nya?

Tapi Teman, sebetulnya ‘fitrah’ itu tidak melulu tentang pemberian uang saat bulan Syawal atau Lebaran. Sebetulnya, makna fitrah adalah bersih seperti awal, atau kembali seperti awal kita lahir. Entah siapa yang mula-mula menamakan uang pemberian di saat lebaran dengan sebutan ‘fitrah’ yang mungkin sebenarnya adalah bermaksud uang sebagai hadiah karena sudah menyelesaikan puasa sebulan penuh ditambah Lebaran saat keadaaan kita sedang kembali ke fitrah seperti layaknya orang yang baru lahir.

Ya, Teman, setelah sebulan penuh kita berpuasa dan melaksanakan ibadah lainnya dengan penuh semangat menggapai ampunan semua dosa, juga keridhaan Allah Swt itu berarti semua dosa-dosa kita kepada Allah Swt sudah diampuni dan kemudian dengan berlebaran dan saling bermaafan dengan semua orang, otomatis dosa kita kepada mereka juga sudah hilang. Sehingga dengan demikian, kita seperti orang yang tidak berdosa yang diumpamakan dengan bayi yang baru lahir yang belum berdosa yang disebut dengan fitri atau fitrah yang kalau kita bahasakan dengan bahasa kita berarti kembali suci seperti bayi.

Tapi Teman, dengan posisi kita seperti itu malah menjadi tantangan baru bagi kita. Apakah kita bisa mempertahankan predikat atau sebutan fitrah tadi atau cuma sebatas di awal bulan Syawal. Ini hal penting, Teman, karena seringkali saudara-saudara kita memaknai Lebaran dengan pesta dan hura-hura yang sebenarnya malah menghapus sebutan “fitrah” yang telah kita raih.

Makanya, untuk menjaga tradisi pelaksanaan ibadah di bulan puasa agar tidak mudah dilupakan dengan hal-hal yang tidak penting, Rasulullah mengajarkan dan mensunnahkan berpuasa di bulan Syawal. Paling tidak dengan berpuasa sunnah kita masih bisa merasakan beribadah puasa seperti di bulan Ramadhan sekaligus mendapat keridhaan-Nya. Ngomong-ngomong, siapa hayo yang sudah bisa berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawal?

Teman, yang jelas, mari kita syukuri selesainya bulan Ramadhan sebagai bentuk syukur bisa menjalaninya dengan maksimal dan mari kita coba semampu kita untuk tetap mempertahankan tradisi ibadah yang begitu kuat selama bulan Ramadhan pada bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Sehingga, predikat fitrah yang sudah kita dapat akan bisa bertahan lebih lama atau malah kita akan bisa terus mempertahankannya atau meningkatkannya.

Ya, Teman, meningkatkannya sebagaimana bahwa arti kata syawal itu berarti bertambah dalam arti bulan bertambahnya tingkat keagamaan atau ibadah kita kepada Allah Swt. Hmm, siapakah yang diberi rahmat Allah sehingga bisa seperti itu? Kita teruskan perjalan hidup kita, Teman. Semampu kita untuk terus mencapai ridha Allah dan mendapat Surga-Nya nanti. Amiin. (kaabisme)


Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822